Shanghai, Bharata Online - Tiongkok sedang mengintensifkan upaya untuk meningkatkan sistem perawatan lansia guna mengatasi tantangan populasi yang menua dengan cepat, dengan lebih dari 21 persen warga Tiongkok kini berusia 60 tahun ke atas.
Tiongkok telah merilis serangkaian pedoman penting yang bertujuan untuk memperdalam reformasi layanan perawatan lansia di negara tersebut.
Di Shanghai, kota metropolitan global dan pusat ekonomi, keuangan, dan budaya Tiongkok, lebih dari 37 persen penduduknya kini dianggap lansia -- hampir enam juta orang.
Bagi Yin Yi, warga berusia 72 tahun yang telah tinggal di Komunitas Shanggang Shanghai sejak tahun 1984, transformasi lingkungan tempat tinggal dalam beberapa tahun terakhir telah membawa babak baru bagi kehidupan lansianya.
"Saya berusia 72 tahun, dan saya telah menganggap komunitas ini sebagai rumah sejak 1984—lebih dari 40 tahun. Dulu, siapa yang menyangka ini? Sekarang ada kompleks tiga gedung khusus untuk kami para lansia. Kehidupan menjadi begitu semarak. Gedung pertama memiliki kantin yang menyajikan sarapan, makan siang, dan makan malam. Gedung kedua memiliki pusat kebugaran dan perpustakaan. Saya bisa menghabiskan sepanjang hari di sana, mengobrol dengan teman-teman. Gedung ketiga adalah rumah sakit komunitas. Nyaman. Sungguh sebuah berkah. Kami tidak hanya 'bertahan hidup'—kami hidup. Bahagia, sungguh," ujarnya.
Perubahan komunitas ini mencerminkan kisah yang lebih besar: PDB Distrik Pudong melonjak dari 6 miliar yuan (sekitar 14 triliun rupiah) pada tahun 1990 menjadi 1,78 triliun yuan (sekitar 4.147 triliun rupiah) pada tahun 2024.
Pembangunan ekonomi juga menjadi fondasi bagi layanan publik perawatan lansia.
Waktu makan di Komunitas Shanggang bukan hanya tentang hidangan yang lengkap, tetapi juga tentang martabat. Dan kaum muda juga turut andil -- memandu latihan, mengajar aplikasi, mengubah "perawatan lansia" menjadi "persahabatan dengan pengalaman".
"Para lansia senang datang ke sini - beberapa setiap hari. Ada seorang wanita berusia 84 tahun yang sekarang menjadi 'pelatih bintang' kami," kata Shen Yiqing, seorang staf pusat olahraga lansia di komunitas tersebut.
Bagi mereka yang tinggal sendiri, masalah kesehatan yang tiba-tiba bisa terasa berat. Namun, di komunitas ini, hal itu disambut dengan tangan di bahu Anda -- dan sebuah rencana.
"Dulu tekanan darah saya melonjak hingga 190 -- membuat saya takut setengah mati. Namun, dokter di sini segera bertindak, menyesuaikan pengobatan saya, dan memeriksa saya setiap hari. Sekarang tekanan darah saya stabil di 120. Saya bernapas lebih lega. Benar-benar tenang," ungkap Gu Huijuan, seorang warga berusia 77 tahun.
"Saya sudah tinggal sendiri selama delapan tahun, selalu sakit-sakitan. Lalu suatu hari, saya tidak bisa berdiri. Keluarga saya memeriksa rumah ini -- dan wow. Ada koridor di lantai empat yang menghubungkan kami langsung ke rumah sakit umum. Rasanya seperti memiliki keluarga, 24/7," ujar Jiang Manying, seorang penghuni Panti Jompo Shanggang yang berusia 86 tahun.
Para pejabat masyarakat juga mengatakan bahwa sebagian besar layanan gratis dan terbuka untuk semua lansia setempat.
"Kami menerima dana dari dukungan pemerintah, penggalangan dana masyarakat, dan yayasan distrik. Memang butuh banyak orang, tetapi melihat senyum mereka sangat berharga," kata Xie Ni, Wakil Direktur Kantor Kelurahan Shanggang.
Pada tahun 2024, 310 juta orang berusia di atas 60 tahun. Dengan semakin sedikitnya anak muda yang mampu tinggal bersama lansia, perawatan yang baik bukan hanya menyenangkan, tetapi juga penting. Namun harapan pun mulai tumbuh.
Pada tahun 2024, 367.000 pusat komunitas seperti Shanggang telah berdiri di seluruh Tiongkok. Setiap langkah adalah makanan untuk seseorang yang biasanya makan sendirian, pemeriksaan dokter untuk seseorang yang menghindari rumah sakit, tawa bersama alih-alih hari yang dihabiskan dengan tenang.
Tidak selalu mudah. Namun dalam setiap semangkuk sup hangat, setiap permainan bersama, dan setiap obrolan larut malam, ada sebuah janji, yakni menua di sini berarti tumbuh lebih berharga.