Senin, 30 September 2024 8:12:12 WIB
Peneliti Tiongkok Capai Terobosan dalam Penyimpanan Data MRI Otak Berbasis DNA
Kesehatan
AP Wira
Studi ini menandai langkah penting menuju penerapan praktis penyimpanan data DNA/foto Shine
TIANJIN, Radio Bharata Online - Pusat Sains Frontiers Universitas Tianjin untuk Biologi Sintetik, bekerja sama dengan Rumah Sakit Tianjin Huanhu, telah membuat terobosan besar dalam penyimpanan data berbasis DNA, memperkenalkan skema pengkodean Palet DNA yang inovatif.
Metode baru ini memungkinkan keberhasilan pengkodean data pencitraan resonansi magnetik otak (MRI) ke dalam DNA, serta penguraian kode tanpa kehilangan dan rekonstruksi data pencitraan 3D, membuka jalan bagi pengembangan teknologi penyimpanan data medis yang canggih. Hasil penelitian yang melihat terobosan ini telah dipublikasikan di National Science Review.
Pemindaian MRI otak adalah alat penting untuk diagnosis klinis, perencanaan pembedahan, dan evaluasi perawatan. Namun, sejumlah besar data yang dihasilkan selama pemindaian ini menimbulkan tantangan signifikan untuk metode penyimpanan jangka panjang.
Masalah ini sangat penting untuk penyakit seperti Parkinson remaja, epilepsi, dan gangguan neurogenetik, karena akumulasi dan analisis data seumur hidup sangat penting dalam kasus seperti itu. Media penyimpanan saat ini berjuang untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan penyimpanan data jangka panjang berskala besar.
DNA, yang dikenal memiliki stabilitas dan kepadatan penyimpanan yang luar biasa, telah muncul sebagai media yang menjanjikan untuk penyimpanan data. Tim peneliti Universitas Tianjin berhasil menyandikan 11,28 megabita data MRI otak menjadi sekitar 250.000 urutan DNA, mencapai kepadatan data yang mengesankan sebesar 2,39 bit per basis.
Oligos yang dikodekan, yang merupakan untaian tunggal DNA sintetis, disimpan dalam bentuk bubuk kering, beratnya hanya 3 mikrogram dan mendukung lebih dari 300 operasi baca di bawah standar teknis saat ini. Terobosan ini menunjukkan potensi DNA sebagai media penyimpanan jangka panjang, efisien, dan aman untuk data medis.
Studi ini menandai langkah penting menuju penerapan praktis penyimpanan data DNA, menawarkan rute teknis baru untuk penyimpanan data medis dalam jumlah besar yang aman dan mempercepat adopsi teknologi penyimpanan berbasis DNA yang lebih luas. [Shine]
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB