Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT
Kesehatan
Redaksi - Radio Bharata Online
Presiden Jokowi saat menerima suntikan vaksin COVID-19, 13 Januari 2021. (BPMI Setpres/Muchlis Jr.)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden RI Joko Widodo mengatakan pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi masalah kesehatan global yang besar, tetapi juga menghadirkan tantangan di bidang ekonomi yang tidak dapat dihindari oleh negara mana pun.
Dalam wawancara eksklusif dengan China Media Group (CMG), Jokowi membahas pengalamannya memerangi virus di Indonesia. Jokowi juga mengapresiasi bantuan dari Tiongkok dalam hal penyediaan vaksin.
"Vaksin yang digunakan Indonesia 80 persen lebih itu adalah sinovac dari RRT. Dan sampai saat ini yang sudah kita suntikan kepada masyarakat sudah 440 juta suntikan dosis," kata Jokowi dalam kutipan wawancara yang diakses melalui kanal Youtube CCTV.
Sekadar informasi, Jokowi sendiri menjadi orang pertama yang divaksinasi di Indonesia, tepatnya pada Januari 2021. Kepala Negara menerima suntikan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac Biotech di Istana Kepresidenan di Jakarta.
"Kenapa yang pertama di suntik adalah Presiden, untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa vaksinasi itu penting, dan vaksinasi itu akan melindungi kita untuk kesehatan, tetapi bukan hanya kesehatan saja tetapi bisa juga lari ke urusan ekonomi," ucap Jokowi.
Sejauh ini, lebih dari 97 persen penduduk Indonesia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Jokowi melanjutkan, yang harus dipelajari dunia dari pandemi COVID-19 adalah tidak ada negara yang bisa kebal dalam krisis global seperti itu.
Tantangan besar seperti pandemi telah membuat visi membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia yang diusulkan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping semakin diperlukan.
"Dalam menghadapi pandemi tidak mungkin satu negara itu bekerja sendiri. Semua negara baik itu negara maju, negara berkembang semuanya harus bekerja sama. Apabila sebuah negara ditinggal, misalnya tidak memiliki vaksin dan ditinggal, ini akan menularkan juga pandemi ke negara yang lain," ucapnya.
"Sehingga sekali lagi, kerjasama antar negara untuk mengatasi pandemi itu sangat penting. Oleh sebab itu diperlukan sebuah arsitektur Kesehatan Global yang baru yang dimana semua negara harus bekerja sama," kata Presiden RI ke-7 itu.
Editor: Thomas Rizal
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB