Jumat, 17 November 2023 11:12:55 WIB

Perangi DBD, Kemenkes Pastikan tidak ada nyamuk hasil Rekayasa Genetika
Kesehatan

Endro

banner

SS Tangkapan layar Akun Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, RA Adaninggar Primadia Nariswari

JAKARTA, Radio Bharata Online – Teknologi Wolbachia merupakan salah satu inovasi strategi pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang telah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).

Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir soal penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia, yang ditujukan untuk menekan angka DBD di sejumlah wilayah di Indonesia.  Imbauan itu disampaikan Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, RA Adaninggar Primadia Nariswari, soal kekhawatiran nyamuk berbakteri tersebut di tengah masyarakat.

Dikutip dari akun instagram pribadinya @drningz di Jakarta, Jumat (17/11), Adaninggar mengatakan, nyamuk yang disebarkan tidak ada rekayasa genetik.

Ia menyebutkan, bakteri Wolbachia yang dapat mengurangi virus dengue, merupakan bakteri alami yang terdapat pada 60 persen jenis serangga, seperti lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.  Menurutnya, bakteri Wolbachia dapat diperbanyak dengan cara mengawinkan nyamuk yang sudah memiliki bakteri tersebut dengan nyamuk yang tidak memilikinya.

Dia menjelaskan, nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia dan kawin dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia, maka telurnya tidak akan menetas.  Sedangkan kalau yang mengandung Wolbachia adalah nyamuk betina, maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia, dan akan menjadi nyamuk yang mengandung Wolbachia.  Jadi melalui beberapa generasi, diharapkan seluruh nyamuk aedes aegypti akan mengandung bakteri Wolbachia, sehingga akan mengurangi penyebaran virus dengue.

Adaninggar meyakinkan, bahwa dalam hal ini tidak ada rekayasa genetik, baik dari nyamuknya maupun Wolbachia-nya, karena semua prosesnya berlangsung alami.

Kemudian, dr Ningz juga memastikan penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti, karena uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak tahun 2011.

Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka,  juga menerapkan hal yang sama.

Di Indonesia, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta, dan mampu menekan angka kesakitan akibat DBD hingga 77 persen, serta mengurangi risiko rawat inap menjadi 86 persen. (IG)

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner