Rabu, 9 Agustus 2023 9:16:46 WIB
Gejala Penyakit Jantung yang Tak Boleh Disepelekan
Kesehatan
KOMPAS - AP Wira
Penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mendadak yang berujung kematian(FREEPIK/KATEMANGOSTAR)
JAKARTA, Radio bharata Online - Gejala penyakit jantung tak boleh dibiarkan begitu saja. Jika Anda mengalaminya, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dini dan penanganan paling tepat atas keluhan yang Anda rasakan. Penyakit jantung adalah kondisi yang sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian.
Misalnya, pada penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mendadak yang berujung kematian. Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah menuju jantung, sehingga suplai oksigen dan nutrisi di otot jantung dan jaringan di sekitar jantung berkurang.
Tak seperti otot tubuh lainnya, otot jantung sayangnya tidak memiliki kemampuan beregenerasi. Jika terdapat sedikit saja kerusakan, maka akan berakibat fatal bagi tubuh.
Semakin lama serangan jantung terjadi, maka kian banyak pula kerusakan di organ jantung. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda penyakit jantung untuk bisa dibicarakan dengan dokter.
Beberapa orang bahkan sangat perlu memahami ciri-ciri penyakit jantung jika mereka memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti
mengalami kegemukan atau obesitas, mMemiliki riwayat diabetes, pPengidap kolesterol tinggi, memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi dan berusia lebih dari 60 tahun.
Gejala penyakit jantung pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung jenis penyakitnya. Ada yang menunjukkan tanda penyakit jantung yang khas, tapi sebagian lainnya tidak menunjukkan gejala penyakit jantung yang jelas.
Maka dari itu, penderita bisa saja baru menyadari bahwa dirinya terkena penyakit jantung ketika kondisinya sudah parah. Bahkan, tidak jarang dari penderita pada akhirnya meregang nyawa karena keterlembatan dalam memperoleh penanangan.
Berikut ini adalah ragam gejala penyakit jantung yang tak boleh disepelekan:
1. Timbul rasa nyeri dada (angina pectoris) - Rasa nyeri di dada adalah salah satu gejala penyakit jantung yang paling umum. Rasa nyeri ini timbul karena otot jantung tidak mendapatkan cukup suplai darah, sehingga kekurangan oksigan (O2).
Rasa nyeri di dada dapat muncul dan menjalar di beberapa bagian tubuh lain, seperti leher, bahu, dada, dan lengan. Intensitas timbulnya rasa nyeri ini bisa bervariasi karena berhubungan dengan aktivitas atau emosi masing-masing penderita. Rasa nyeri yang muncul bisa stabil atau tidak stabil.
Untuk rasa nyeri yang stabil biasanya berlangsung dengan durasi 30 detik hingga beberapa menit. Rasa nyeri akibat penyakit jantung biasanya akan hilang apabila penderita beristirahat, menenangkan diri, atau mengonsumsi obat-obatan.
Rasa nyeri yang tidak stabil biasanya bertahan atau tidak segera menghilang meskipun penderitanya beristirahat atau menenangkan diri. Tak jarang, rasa nyeri ini juga disertai dengan keringat dingin, lemas, dan bahkan pingsan.
2. Sesak napas - Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada sebagai gejala penyakit jantung biasanya disertai dengan sesak napas (dyspnea). Sesak napas terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) karena masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru.
Masyarakat yang awam terhadap gejala penyakit jantung pada umumnya menyamakan sesak napas sebagai gangguan paru-paru. Tapi, hal tersebut tidak selalu benar karena berdasarkan laporan, 75 persen penyebab dari sesak napas bahkan berasal dari jantung. Sangat baik jika Anda segera pergi ke dokter ketika mengalami sesak napas yang belum diketahui penyebabnya.
3. Denyut jantung tak teratur - Jika irama denyut jantung tidak teratur dan aneh, perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit jantung yang dapat berakibat fatal. Ketidakteraturan denyut jantung pada penyakit jantung disebabkan oleh penebalan otot di katup jantung, sehingga katup jantung mengalami penyempitan dan berakibat pada kebocoran jantung.
4. Rasa lelah terus-menerus - Sering mengalami kelelahan yang luar biasa dan berkepanjangan padahal tidak habis melakukan pekerjaan yang berat dapat menjadi salah satu gejala penyakit jantung. Gejala ini dapat muncul sebulan lebih awal dari serangan jantung dan biasanya disertai dengan sulit tidur, sulit bernapas, dan gangguan pencernaan. Jika segera disadari, jangka waktu sebulan dapat dimanfaatkan untuk melakukan upaya pencegahan sebelum serangan jantung benar-benar terjadi.
5. Pusing - Pusing rupanya juga bisa menjadi gejala penyakit jantung yang tak boleh disepelakan. Rasa pusing pada penyakit jantung muncul sebagai akibat menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah, sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi terganggu. 6. Sakit perut, mual, dan muntah Kebanyakan penderita penyakit jantung mengalami sakit perut, mual, muntah, dan bahkan disertai dengan gangguan selera makan.
Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya pembengkakak di perut. Biasanya gejala sakit perut, mual, dan mutah disalahartikan sebagai masuk angin, sehingga tindakan pengobatan yang dilakukan tidak tepat sasaran.
6. Batuk-batuk - Batuk-batuk juga bisa menjadi tanda-tanda penyakit jantung. Batuk pada dasarnya adalah tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja tubuh untuk mengusir benda asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan. Bahkan, produksi lendir (ketika batuk) merupakan sebuah mekanisme perlindungan yang digunakan untuk tujuan yang sama. Tapi, batuk yang parah dan terus-menerus bisa disebabkan karena penyakit tertentu dan tidak boleh dianggap remeh. Batuk kronis ini pada umumnya menjadi sebuah indikasi adanya infeksi saluran pernafasan.
Tapi pada kenyatannya, hal itu mungkin juga memiliki kaitan dengan penyakit jantung. Jantung adalah organ pemompa yang memasok darah terdeoksigenasi ke paru-paru, yang kemudian dibawa pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Jika kemampuan memompa jantung terganggu atau terserang penyakit, hal ini akan menimbulkan kongesti paru. Cairan di dalam paru-paru dan jantung dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas atau tersengal-sengal.
7. Mendengkur - Jika Anda mendengkur saat tidur, tidak ada salahnya berbicara dengan dokter. Pasalnya, mendengkur saat tidur bisa jadi prediksi terjadinya serangan jantung.
Perlu diketahu bahwa dengkuran yang melibatkan terputusnya napas saat tidur atau kondisi yang dinamakan obstructive sleep apnea (OSA) dapat berakibat buruk bagi tubuh. Sleep apnea dapat membuat seseorang terkena penyakit jantung dan stroke dalam waktu yang lama. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang terkena speep apnea memiliki kenaikan risiko terkana serangan jantung lebih tinggi 40 persen dibanding dengan orang yang tidurnya nyenyak atau tanpa mendengkur. Salah satu faktor risiko sleep apnea adalah memiliki berat badan berlebih.
Kompascom
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB