Rabu, 10 Mei 2023 9:2:15 WIB
Mobilitas Memacu Kasus Covid-19 Tertinggi dalam 10 Bulan Terakhir
Kesehatan
Korja/Endro
Foto : Sumber: covid19.go.id
JAKARTA, Radio Bharata Online - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Hal itu terlihat pada angka positivity rate yang mencapai 17,4 persen, yang berarti masih banyak kasus di masyarakat yang belum teridentifikasi.
Selain itu, laporan kasus kematian baru, dari semula konsisten berada di bawah 10, bahkan 5 per hari, kini merangkak naik di puluhan kasus, yakni tertinggi 37 kasus per hari.
Sejauh ini, di gelombang Omicron setelah munculnya varian Arcturus, kasus tertinggi dilaporkan pada 29 April melampaui dua ribu kasus. Catatan tersebut merupakan yang terbanyak selama 10 bulan terakhir.
Epidemiolog dari Univeristas Gadjah Mada (UGM), Riries Andono Ahmad, mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab baru saja ada peningkatan mobilitas yang sangat tinggi.
Menurut Riries, hal yang terpenting, pemerintah harus terus mempercepat vaksinasi bagi kelompok rentan, dan menyiapkan kemampuan rumah sakit untuk menangani kemungkinan lonjakan kasus.
Mengenai dugaan varian baru di balik peningkatan kasus, dia mengatakan sampai hari ini belum ada bukti mengenai adanya sebaran varian baru tersebut di Indonesia. Sementara itu, di masa libur Lebaran kemarin ada peningkatan mobilitas yang luar biasa besar.
Menurutnya, mobilitas sebagai penyebab penularan itu adalah sebuah fakta, dan demikian juga dengan varian baru. Namun belum ada bukti yang menunjukkan adanya varian baru.
Tanpa ada bukti yang menunjukkan adanya varian baru yang bersirkulasi, maka tidak bisa disimpulkan bahwa varian barulah yang menyebabkan peningkatan kasusnya.
Sebab, setiap varian Covid-19 baru, agar bisa menjadi varian dominan, harus lebih menular dibandingkan varian sebelumnya. Jika varian baru tersebut tidak lebih menular, mereka tidak akan bisa berkompetisi dengan varian yang sudah ada.
Di sisi lain, evolusi virus secara alami, akan mengalami penurunan keparahan. Virus yang menyebabkan keparahan dan kematian, tidak dapat berkembang biak, karena mereka akan mati ketika penderita diisolasi atau karena meninggal. (Koran Jakarta)
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB