Jumat, 28 Juli 2023 16:12:58 WIB
Bahaya Polusi Udara Jakarta, Waspada Sejumlah Penyakit Mengintai
Kesehatan
Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online
Ilustrasi. Bahaya polusi udara Jakarta bisa menyebabkan munculnya sejumlah penyakit. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Radio Bharata Online - Bahaya polusi Jakarta mengintai dan kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data IQAir kemarin sore, Kamis (27/7), Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Kualitas udara yang buruk bisa berdampak pada banyak hal, tak terkecuali masalah kesehatan. WHO mencatat, polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Sekitar 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang buruk.
Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang disebabkan polusi udara.
Berikut ini sejumlah penyakit yang bisa disebabkan polusi udara Jakarta yang tidak sehat dan berbahaya.
1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan di saluran pernapasan. Penyakit ini umumnya menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, dan demam.
WHO mencatat, ISPA menjadi penyebab utama angka kematian akibat penyakit menular di dunia. Sebanyak hampir 4 juta orang meninggal dunia akibat ISPA pada setiap tahunnya. Udara yang buruk menjadi salah satu penyebabnya.
2. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia bisa terjadi dalam skala ringan hingga mengancam nyawa.
Pneumonia menyumbang 15 persen dari angka kematian anak di bawah 5 tahun di dunia. Sementara sebanyak 45 persen kematian anak akibat pneumonia disebabkan oleh polusi udara dari rumah tangga.
3. Bronchopneumonia
Bahaya polusi udara Jakarta juga bisa memicu penyakit Bronchopneumonia. Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan infeksi dan peradangan pada saluran udara (bronkus) dan kantung udara (alveolus).
Kondisi ini menyebabkan penyempitan saluran udara yang membuat area pertukaran udara dengan darah berkurang.
Bronchopneumonia bisa memicu beberapa gejala seperti demam, batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, sakit kepala, nyeri otot, hingga kelelahan. Paparan polusi udara seperti asap dapat menyebabkan peradangan paru-paru.
4. Penyakit kardiovaskular
Bahaya polusi udara Jakarta selanjutnya bisa memicu penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa polusi udara dan peningkatan tekanan darah dapat berkontribusi terhadap timbulnya risiko penyakit kardiovaskular.
Peneliti menemukan bahwa partikel dalam udara yang tercemar dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan.
Penyakit kardiovaskular merupakan kelompok gangguan kesehatan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.
Empat dari lima kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Berdasarkan data WHO, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit ini diperkirakan 'membunuh' 17,9 juta jiwa setiap tahunnya.
5. Kanker
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) yang berada di bawah WHO telah mengklasifikasikan polusi udara luar ruang sebagai agen penyebab kanker. Partikel-partikel kecil dalam polusi udara diketahui bersifat karsinogen atau memicu perkembangan sel kanker.
IARC menyimpulkan bahwa polusi udara luar ruang dapat memicu risiko kanker paru-paru dan peningkatan risiko kanker kandung kemih.
Sama seperti penyakit kardiovaskular, kanker menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, berada di posisi kedua. Diperkirakan, kanker telah membunuh sekitar 9,6 juta jiwa setiap tahunnya.
Kanker paru-paru menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum disebabkan oleh polusi udara, dikutip dari CNN Indonesia.com.
Itulah bahaya polusi udara Jakarta yang bisa memicu sejumlah penyakit. Penting untuk mewaspadainya.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB