Senin, 12 Juni 2023 8:24:15 WIB

Studi Ungkap Sering Susah Tidur Bikin Risiko Stroke Meningkat
Kesehatan

Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online

banner

Ilustrasi insomnia atau penyakit susah tidur. (iStock/amenic181)

Radio Bharata Online - Susah tidur kini tidak bisa disepelekan. Studi terbaru mengungkap semakin banyak gejala insomnia yang dialami seseorang, risiko terkena stroke pun meningkat.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Neurology melihat kaitan antara gejala insomnia dan stroke. Studi melibatkan 31 ribu orang yang tidak punya riwayat stroke selama 9 tahun.

Peneliti menemukan orang dengan 5-8 gejala insomnia memiliki peningkatan risiko stroke dibanding orang yang tidak punya insomnia. Kemudian orang dengan 1-4 gejala insomnia memiliki peningkatan 16 persen risiko stroke.

Apa saja gejala insomnia?

Gejala insomnia antara lain, kesulitan tidur, terbangun di malam hari, bangun terlalu pagi, tidak merasa cukup istirahat, kantuk di siang hari, kecemasan, depresi dan cepat marah, khawatir tentang tidur, kecelakaan meningkat, serta susah fokus, mengingat dan memperhatikan.

Menurut Wendemi Sawadogo, penulis utama studi dan epidemiolog, sangat penting untuk menangani masalah kesulitan tidur lebih awal demi mencegah stroke.
"Ada banyak terapi yang dapat membantu orang meningkatkan kualitas tidur mereka, sehingga menentukan masalah tidur mana yang menyebabkan peningkatan risiko stroke dapat memungkinkan perawatan lebih awal atau terapi perilaku untuk orang yang mengalami kesulitan tidur dan mungkin mengurangi risiko stroke di kemudian hari," jelas Sawadogo seperti dilaporkan CNN.

Gangguan tidur berkaitan dengan stroke
Sebelumnya sudah ada studi yang mengaitkan gangguan tidur dan stroke. Hasilnya pun serupa.

Sebuah analisis pada 4.500 orang menemukan orang yang tidur kurang dari 5 jam di malam hari (bisa terjadi akibat insomnia) tiga kali lebih mungkin terkena stroke ketimbang yang tidur teratur 7 jam.
Jam tidur disarankan cukup sebab tidur terlalu lama pun tetap berisiko stroke. Tidur lebih dari 9 jam dikaitkan dengan peningkatan stroke dua kali lipat.

Tak hanya tidur di malam hari, tidur siang juga dikaitkan dengan stroke. Orang yang rata-rata tidur siang lebih dari 1 jam, 88 persen lebih mungkin sakit stroke ketimbang yang tidak. Namun studi juga menemukan tidur siang kurang dari 1 jam tidak berkaitan dengan stroke.

Kenapa tidur dan stroke bisa berkaitan?
Direktur pusat Center for Circadian and Sleep Medicine di Feinberg School of Medicine, Northwestern University, menjelaskan tidur pendek dan terfragmentasi dan sleep apnea bisa mengganggu tubuh dalam mengatur metabolisme, tekanan darah dan peradangan. Semua ini merupakan faktor risiko stroke.

"Tidur yang buruk dapat mengganggu penurunan tekanan darah alami yang terjadi selama tidur malam dan berkontribusi terhadap hipertensi yaitu faktor risiko penting untuk stroke dan penyakit kardiovaskular," katanya, dikuitip dari CNN Indonesia.com.

 

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner