Xinjiang, Radio Bharata Online - Di Dataran Tinggi Pamir, wilayah Xinjiang, Tiongkok barat laut, tepatnya di Daerah Otonomi Tajik Taxkorgan, seorang pemuda Tajik mengubah rumah leluhurnya menjadi wisma yang nyaman, memadukan tradisi, musik, dan kisah-kisah menyentuh untuk melestarikan budayanya.
Abduxamer Abduhelel, lulusan Fakultas Tari Universitas Minzu Tiongkok, kini mengelola Panyang Homestay — dinamai berdasarkan domba Pamir, ras lokal langka yang dikenal sebagai "roh dataran tinggi".
Wismanya mencerminkan pesona arsitektur tradisional Tajik. Di dalamnya, para tamu disambut oleh karpet etnik warna-warni, ornamen antik, dan alat musik yang mencerminkan kisah-kisah masyarakatnya.
"Wisma saya memiliki 14 kamar. Mulai akhir Mei, kamar kami hampir selalu penuh. Wisatawan dari seluruh Tiongkok menyukai suasana khas Tajik di sini. Saya berbagi cerita dengan mereka — tentang alat musik ini, dan asal-usul benda-benda budaya yang mereka lihat di sekitar mereka," ujarnya.
Menari adalah hasrat pertamanya — ia berlatih balet, tari klasik, tari tradisional Tiongkok, tari etnik, dan tari modern sebelum cedera mengakhiri karier pertunjukannya. Selama tur, ia sering menginap di wisma, yang kemudian menginspirasinya untuk membuka wisma di kota kelahirannya seiring dengan maraknya pariwisata di Taxkorgan.
"Selama bertahun-tahun, saya sering bepergian untuk pertunjukan, sering menginap di wisma seperti ini. Ketika saya pulang, saya melihat betapa pesatnya pariwisata di Taxkorgan. Dan saya punya ide—mengapa tidak membuka wisma sendiri, tempat yang benar-benar mencerminkan budaya Tajik? Jadi, saya mulai membangun Panyang Homestay. Rumah itu penuh dengan alat musik tradisional Tajik. Beberapa di antaranya adalah koleksi saya, sementara yang lainnya diwariskan dalam keluarga saya," ungkapnya.
Ia sering berbagi cerita dan pengalaman masa lalunya dengan para pengunjung. Setelah mendengarkannya, mereka sering merasa menyesal, tetapi juga menganggap sungguh luar biasa bahwa ia mengabdikan dirinya untuk budaya rakyat dan pariwisata.
Para pengunjung juga mengapresiasi karya pemuda tersebut, dengan mengatakan bahwa dengan membuka homestay, ia dapat tinggal dekat dengan orang tuanya sekaligus berkontribusi pada perkembangan pariwisata di kota kelahirannya.
"Saya berharap dapat memperluas guesthouse ini suatu hari nanti, sehingga lebih banyak wisatawan dapat merasakan kekayaan budaya masyarakat Tajikistan, keindahan Xinjiang yang luar biasa, serta lanskap Kashgar dan Dataran Tinggi Pamir yang menakjubkan," ujarnya.