Radio Bharata Online - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian hari Jumat kemarin (19/9) mengumumkan, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang bakal menghadiri debat umum Majelis Umum Ke-80 PBB pada tanggal 22 hinggai 26 September mendatang. Di sela-sela kunjungan tersebut, PM Li Qiang dijadwal akan menghadiri pertemuan senior seputar Inisiatif Pembangunan Global (GDI) yang disponsori Tiongkok, dan mengadakan pertemuan dengan Sekjen PBB dan pemimpin-pemimpin negara lain.

Lin Jian menunjukkan bahwa tahun ini menandai peringatan 80 tahun kemenangan perang dunia anti fasis sekaligus berdirinya PBB. Dewasa ini dunia tengah mengalami gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana defisit tata kelola global memburuk, masyarakat internasional umumnya menantikan untuk menjaga kewibawaan PBB dan meningkatkan peran PBB. Debat umum Majelis Umum PBB telah menyediakan peluang penting kepada masyarakat internasional untuk mengumpulkan kesepahaman politik, meningkatkan koordinasi solidaritas dan menangani tantangan bersama.

Lin Jian menyatakan, Tiongkok dengan teguh mendukung peranan sentralisasi PBB dalam urusan internasional. Belum lama yang lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping sempat mengajukan Inisiatif Tata Kelola Global (GGI), dan lebih lanjut menyediakan solusi Tiongkok demi peningkatan dan penyempurnaan tataan global.

Lin Jian mengatakan bahwa PM Li Qiang akan secara komprehensif memamerkan pandangan Tiongkok terhadap situasi internasional, masalah penting global dan pekerjaan PBB dewasa ini dalam serangkaian kegiatan bilateral dan multilateral, secara mendalam membentangkan kebijakan dalam dan luar negeri Tiongkok serta gagasan penting termasuk GGI. Tiongkok bersedia dengan peluang kunjungan tersebut, bersama berbagai pihak untuk mengenang kembali cita-cita awal berdirinya PBB, yakni menegaskan kembali komitmen terhadap patokan dan prinsip Piagam PBB, mendorong PBB untuk mengembangkan kembali kewibawaan dan vitalitas di era baru, dalam rangka mengembangkan peranan lebih besar untuk menjaga perdamaian dunia, mendorong pembangunan dan membentuk komunitas senasib sepenanggungan umat manusia. (CRI)