New York, Radio Bharata Online - Tiongkok pada hari Senin (22/9) menyerukan ketenangan dan pengendalian diri terkait sengketa wilayah udara antara Rusia dan Estonia.

Geng Shuang, Wakil Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyampaikan seruan tersebut dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB terkait klaim Estonia bahwa tiga pesawat tempur MiG-31 Rusia memasuki wilayah udara Estonia hingga 10 km dan berada di sana selama 12 menit pada hari Jumat (19/9).

Dalam pertemuan tersebut, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, Miroslav Jenca, mengatakan dalam pengarahannya bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi klaim apa pun terkait insiden tersebut dan tidak memiliki detail lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

Mendesak semua pihak terkait untuk bertindak secara bertanggung jawab, memanfaatkan semua saluran yang tersedia untuk meredakan ketegangan, dan menghindari risiko tambahan bagi keamanan regional, Jenca mencatat bahwa dunia tidak mampu menanggung risiko eskalasi krisis Ukraina yang berbahaya dan tidak terkendali.

Estonia, negara-negara Eropa lainnya yang berpartisipasi dalam pertemuan hari Senin (22/9), dan Amerika Serikat menuduh Rusia melanggar wilayah udara Estonia dan meningkatkan ketegangan.

Sementara itu, Wakil Tetap Pertama Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyanskiy, membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa jet Rusia tidak melanggar wilayah udara Estonia, dan menuduh negara-negara Eropa melakukan Russophobia.

Menanggapi pertemuan tersebut, Geng mengatakan bahwa insiden wilayah udara Estonia dan insiden pesawat tak berawak di Polandia yang dibahas beberapa hari sebelumnya merupakan efek limpahan dari krisis Ukraina.

Ia mengatakan, selama krisis Ukraina masih belum terselesaikan dan pertempuran terus berlanjut, insiden serupa kemungkinan akan terulang. Oleh karena itu, Geng mengatakan solusi yang mendesak dan mendasar adalah mewujudkan penyelesaian politik krisis Ukraina sesegera mungkin, dan membangun arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan.

"Sehubungan dengan insiden wilayah udara, Tiongkok mendesak pihak-pihak terkait untuk tetap tenang dan menahan diri, mengklarifikasi fakta dan menghilangkan keraguan melalui dialog dan komunikasi, menghindari kesalahpahaman dan salah penilaian, serta mencegah situasi meluas atau meningkat. Kami selalu menekankan bahwa negara-negara harus mengikuti tujuan dan prinsip Piagam PBB dalam menangani hubungan internasional," ujar Geng.

Pertemuan tersebut diminta oleh Estonia. Lima anggota Dewan Keamanan Eropa, yaitu Inggris, Denmark, Prancis, Yunani, dan Slovenia, mendukung permintaan tersebut.