Jumat, 18 Maret 2022 1:28:3 WIB
Perang Rusia Ukraina Bikin Minyak Goreng Mahal, Kok Bisa?
Kesehatan
Agsan
Ilustrasi/Foto: Eko Sudjarwo
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan lonjakan harga minyak goreng tak terlepas dari perang Rusia Ukraina. Kok bisa?
"Invasi Rusia terhadap Ukraina ini menyebabkan harga-harga barang tinggi, terutama karena Ukraina dan Rusia ini penghasil daripada minyak sunflower atau bunga matahari. Nah subtitute-nya, penggantinya adalah minyak CPO menyebabkan harga CPO loncat dari 14.600 pada awal Februari menjadi Rp 18.000 kemarin dan sekarang sudah turun sedikit, tetapi pada dasarnya naik karena memang mekanisme pasar," terang Mendag di sela pengecekan bahan pangan di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/3/2022).
Senada, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan Rusia dan Ukraina merupakan negara produsen minyak biji bunga matahari atau sunflower. Dengan adanya konflik, pengguna minyak tersebut ramai-ramai beralih ke CPO hingga mengakibatkan harga komoditas itu meningkat karena permintaan meningkat.
Di sisi lain imbas dari invasi Rusia ke Ukraina membuat negara tersebut berhenti memproduksi minyak sunflower.
"Minyak nabati dari Ukraina kan berhenti produksinya. Padahal dia cukup tinggi 17% pasokannya ke dunia," terangnya.
Dengan stop produksi minyak nabati Ukraina ini, tentunya memicu gejolak di pasar Internasional yang berimbas terhadap harga CPO yang ikut melonjak. "Harga sudah pasti naik. Kebutuhan minyak dunia dari sawit itu 43%," imbuhnya.
Mendag Lutfi menambahkan mekanisme pasar juga menjadi penyebab langkanya minyak goreng. Dia membeberkan bahwa barang itu sebenarnya ada, namun tidak tersalurkan dengan baik karena tak sesuai mekanisme pasar.
"Jadi barang tidak ada karena melawan mekanisme pasar, perbedaan antara minyak yang kita sediakan dan harga Internasional disparitasnya sangat tinggi sekali, yang menyebabkan banyak orang yang tadinya tidak berbuat curang menjadi curang," kata Lutfi.
Dia menyebut orang-orang yang berbuat curang harus diberantas, di mana memanfaatkan keadaan dan mengambil keuntungan dari kondisi saat ini.
"Oleh sebab itu kemarin mesti kita basmi mafianya dan ini kita akan jalankan terus. Ada orang mengambil keuntungan dari sini kita akan sikat bersama kerja sama dengan Kapolri," katanya.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5988464/perang-rusia-ukraina-bikin-minyak-goreng-mahal-kok-bisa.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB