JAKARTA, Bharata Online - Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang banyak terjadi di Indonesia.
TBC sering kali tidak disadari oleh penderitanya hingga sudah memasuki tahap yang cukup serius. Padahal, dengan sedikit perhatian terhadap gejala dan faktor risiko, kita bisa lebih waspada dan segera mengambil langkah tepat.
Cara memastikan apakah Anda terkena TBC atau tidak bisa dilakukan dengan pemeriksaan ke rumah sakit. Tapi, sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, Anda sebenarnya bisa melakukan deteksi awal di rumah.
Deteksi awal, bisa dilakukan dengan memperhatikan beberapa gejala, antara lain:
1. Batuk berkepanjangan, terutama jika lebih dari dua minggu.
2. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
3. Demam ringan atau berkeringat pada malam hari, meskipun tidak sedang flu.
4. merasa kelelahan berkepanjangan.
5. Nafsu makan menurun.
Jika merasakan satu atau lebih dari gejala tersebut, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, terutama dokter spesialis paru. Deteksi dini sangat penting karena semakin cepat diobati, peluang sembuh pun semakin tinggi. Selain gejala, Anda juga perlu memperhatikan apakah pernah melakukan kontak erat dengan penderita TBC. Misalnya, tinggal serumah atau sering berada di ruangan tertutup bersama seseorang yang batuk berkepanjangan.
Ingat, TBC menular melalui percikan udara saat penderita batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri karena takut akan stigma penyakit TBC yang sering dianggap sebagai aib atau penyakit memalukan. Akibatnya, banyak penderita memilih diam dan tidak mencari pengobatan, yang justru berisiko menularkan ke orang lain.
Ketidakpahaman soal pentingnya menyelesaikan pengobatan TBC juga menjadi masalah. Padahal, pengobatan TBC membutuhkan disiplin tinggi dan harus dijalani hingga tuntas. Pengobatan biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih. [CNN Indonesia]