Kamis, 14 Juli 2022 2:28:35 WIB
IMF Bawa Kabar Nggak Enak Soal Krisis
Kesehatan
Agsan
Foto: Dok. Reuters
Jakarta - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memberikan sinyal yang kurang enak mengenai pertumbuhan ekonomi global. Apa kabar yang diumumkan?
\r\nManaging Director IMF, Kristalina Georgieva memperkirakan pertumbuhan perekonomian global tahun ini hanya 3,6%. Angka itu dinilai kecil dan penyebabnya karena berbagai faktor.
\r\n
\r\nAdapun faktor yang menurunkan prediksi IMF di antaranya perang antara Rusia dan Ukraina, inflasi berbagai negara yang memuncak, dan pandemi COVID-19 yang belum juga selesai juga menjadi penyebabnya.
\r\n
\r\n"Ini membuat krisis biaya hidup lebih buruk bagi jutaan orang. Dan yang paling miskin adalah yang paling menderita," dikutip dari BBC, Kamis (14/7/20222).
\r\nTerbaru, inflasi Amerika Serikat (AS) melonjak ke angka 9,1%. Angka itu disebut menjadi yang tertinggi sejak 40 tahun. "Prospek ekonomi global telah menjadi gelap secara signifikan," lanjutnya.
\r\n
\r\nKabar kurang baik ini muncul saat menuju pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 di Bali. Dalam pertemuan itu pula, isu-isu yang akan dibahas merupakan hal yang meresahkan perekonomian global, antara lain kenaikan harga komoditas, ketahanan pangan, dan dampak perang di Ukraina.
\r\n
\r\nSejumlah bank sentral dari berbagai negara telah mengungkapkan kekhawatirannya, misalnya saja Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Ia berharap yang terbaik untuk prospek ekonomi global namun di sisi lain juga harus bersiap jika ada hal buruk terjadi.
\r\n
\r\nKini inflasi menjadi hal yang mengkhawatirkan semua negara. Kanada menjadi bank sentral utama terbaru yang menaikkan suku bunga, menaikkan suku bunga utamanya dari 1,5% menjadi 2,5% karena mencoba mengatasi inflasi yang telah meningkat menjadi 7,7%.
\r\n
\r\nSuku bunga yang lebih tinggi biasanya digunakan untuk mengurangi inflasi. Dengan begitu artinya perusahaan dan individu perlu menggunakan lebih banyak uang tunai untuk membayar pinjaman, daripada membelanjakannya untuk barang dan jasa.
\r\n
\r\nhttps://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6178263/imf-bawa-kabar-nggak-enak-soal-krisis-indonesia-kena.
\r\n
\r\n
Komentar
Berita Lainnya
Singapura dihadang subvarian Omicron baru yakni XBB Yang kembali meningkat hingga melampaui 9 ribu kasus per hari Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB

Presiden RI Joko Widodo mengatakan pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi masalah kesehatan global yang besar Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB

Tidak jarang beredar mitos terkait penyebab kanker payudara pada wanita Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB

Terkait laporan adanya 192 kasus gagal ginjal akut misterius di Indonesia Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB

Dalam upaya menangani kasus gagal ginjal akut pada anak Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB

Banyak orang merasa menurunkan berat badan begitu sulit Memutuskan apa yang harus dimasak setiap hari juga sulit Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

Delta Sungai Yangtze kini menjadi salah satu pusat ekonomi di Tiongkok Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB