Sabtu, 13 Agustus 2022 2:34:40 WIB

Pemerintah Hadapi Dilema BBM & APBN Begini Peringatan Ekonom

Kesehatan

Agsan

CNBC indonesia - Harga minyak dunia yang masih tinggi telah menempatkan pemerintah dalam dilema terkait harga bahan bakar minyak (BBM) dan pengelolaan APBN, khususnya subsidi.

Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini mengatakan ada 'berkah dan musibah' yang menghampiri APBN pada tahun ini.

Di satu sisi, kenaikan harga sawit, karet, dan batu bara, telah menggenjot penerimaan pada tahun ini. Namun, di sisi lain, melambungnya harga minyak dunia justru membuat pusing pemerintah yang masih harus merogoh kocek dalam-dalam untuk subsidi.

"Harga Pertalite telah mencapai Rp 17 ribu - Rp 20 ribu per liter. Harga Pertalite domestik dijual separuhnya, yang berarti anggaran APBN, pajak, dan PNBP diambil oleh mereka yang punya mobil," katanya, dikutip Sabtu (13/8/2022).

Sementara itu, jika pemerintah 'nekat' menaikkan harga BBM, terutama Pertalite, maka harga-harga akan ikut terkerek sehingga meningkatkan risiko kenaikan inflasi.

"Jika subsidi pemerintah yang Rp 500 triliun digunakan untuk membangun rumah rakyat, sekolah, dan lain-lain akan bermanfaat banyak. Ironisnya yang menikmati subsidi itu juga para orang kaya," imbuhnya.

Menurutnya, kondisi sulit tersebut bisa terlewati asalkan ada penghematan dari masyarakat. Toh, kondisi Indonesia tak separah Sri Lanka maupun Pakistan yang benar-benar dihantam krisis energi dan kerusuhan.

"Jika kebijakan masa sulit ini bisa dilakukan dengan baik maka masa sulit terlewati. Sebaliknya, jika kebijakan yang dilakukan sembrono, APBN dibiarkan jebol, maka ekonomi Indonesia akan menghadapi masalah," pungkasnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220813085034-4-363454/pemerintah-hadapi-dilema-bbm-apbn-begini-peringatan-ekonom

Komentar