Kamis, 1 Desember 2022 9:42:41 WIB
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengajak dan mendukung penuh para perempuan Indonesia
Indonesia
Endro - Radio Bharata Online

Ilustrasi Keamanan Siber (duniafintech)
JAKARTA, Radio Bharata Online – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengajak dan mendukung penuh para perempuan Indonesia, untuk terus meningkatkan wawasan. Bahkan kapabilitas dan mengambil peluang karir di dunia siber untuk melindungi aset digitalnya secara mandiri.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Negara, Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata BSSN Edit Prima, Rabu (30/11/2022) mengatakan,perempuan diharapkan mampu melindungi aset digitalnya secara mandiri, dan memiliki minat untuk memilih karir di bidang keamanan siber, serta mampu menjadi pemimpin di bidang keamanan siber.
Ia mengatakan terwujudnya hal tersebut juga menjadi kesempatan bagi perempuan, karena dibidang keamanan siber, jumlah tenaga kerja di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) nasional pada tahun 2021 sekitar 1 juta orang.
Diperkirakan kebutuhan tenaga ini akan bertambah setiap tahun, hingga mencapai 1,97 juta orang di tahun 2025. Peluang tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi laki-laki, tapi juga bagi perempuan sebagai 56,6 persen pengguna internet Indonesia.
Edit mengatakan, perempuan juga bisa ikut menjaga keamanan ruang siber, dengan meningkatkan literasi budaya digital dan keamanan siber di keluarga. Hal ini dimaksudkan guna terhindar dari serangan siber yang bersifat teknis seperti pencurian data.
Edit mencontohkan salah satu faktor keamanan siber, yakni membuat password yang kuat, menggantinya secara berkala, serta berhati-hati untuk tidak sembarangan membaginya kepada orang lain. Selain itu juga untuk tidak sembarangan mengklik tautan yang tidak jelas.
Selain risiko serangan siber secara teknis, serangan siber juga bisa bersifat sosial seperti propaganda hitam dan hoaks. Edit mengatakan upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko ini adalah dengan memilah informasi yang diterima, serta tidak serta-merta membagikan informasi tanpa memeriksa sumbernya, agar tidak membuat gaduh dan perpecahan.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan BSSN, tercatat lebih dari 893 juta anomali risiko kejahatan siber dalam kurun waktu Januari hingga November 2022. Oleh karena itu dibutuhkan upaya adaptif dan inovatif untuk menjaga ruang siber Indonesia. (KBRN)
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
