Cape Town, Bharata Online - Teknologi AI yang disediakan oleh perusahaan Tiongkok telah memfasilitasi transformasi sistem kereta api Afrika Selatan yang berusia ratusan tahun.
Dianggap sebagai salah satu rute kereta api terindah di Afrika Selatan, jalur yang menghubungkan Cape Town dan Simon's Town itu membentang di sepanjang tepi laut.
Selain untuk bertamasya, kereta api juga merupakan perjalanan harian bagi banyak komuter. Kereta api yang terjangkau dan nyaman ini telah menjadi moda transportasi pilihan bagi penduduk yang bepergian antar kota.
"Sebenarnya lebih murah, dan sebenarnya lebih andal daripada taksi, karena di tempat kerja saya, saya selalu harus berada di kantor sebelum pukul delapan pagi, sedangkan ketika saya naik taksi, saya akan terlambat 5 menit, 10 menit, tetapi dengan kereta api secara konsisten saya akan tiba pukul delapan atau sebelum pukul delapan," kata seorang petugas bank saat dalam perjalanan paginya.
Dengan sejarah lebih dari seratus tahun, jaringan kereta api Afrika Selatan sebelumnya menghadapi berbagai tantangan seperti pencurian, penyusupan, biaya perawatan yang tinggi, dan respons darurat yang tertunda.
Untuk mengatasi masalah itu, Badan Kereta Api Penumpang Afrika Selatan bermitra dengan perusahaan teknologi Tiongkok mulai akhir 2022 untuk memulai transformasi perkeretaapian cerdas yang didukung oleh kecerdasan buatan dan teknologi model skala besar.
Sistem pemantauan dan respons visual bertenaga AI yang menggunakan pengenalan video dan data sensor dapat mendeteksi intrusi, objek asing, dan risiko secara waktu nyata (real-time).
Sementara itu, jadwal kereta, prediksi arus penumpang, penyesuaian dinamis penjualan tiket, pengawasan keamanan, dan respons darurat telah ditingkatkan menggunakan teknologi ini. Penumpang dapat mengakses pembaruan status kereta yang lebih akurat dan meminimalkan waktu tunggu.
Bagi pengguna harian dan wisatawan yang mencari pemandangan pantai, hasilnya adalah perjalanan yang lebih aman dan nyaman.