Senin, 17 Februari 2025 11:57:25 WIB

Meninggalnya Dua Korban Pembantaian Nanjing Menyisakan 28 Saksi Hidup
Tiongkok

AP Wira

banner

Upacara peringatan nasional ke-11 untuk mengenang para korban Pembantaian Nanjing diadakan di Balai Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh Penjajah Jepang di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu di Tiongkok timur, pada tanggal 13 Desember 2024. /VCG

BEIJING, Radio Bharata Online - Dua orang penyintas Pembantaian Nanjing meninggal dunia pada hari Sabtu, sehingga jumlah penyintas terdaftar yang masih hidup menjadi 28 orang, menurut Balai Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh Penjajah Jepang pada hari Minggu.

Yi Lanying, yang meninggal pada usia 99 tahun, gigi depannya dicopot oleh seorang perwira Jepang selama pembantaian tersebut. Ia juga menyaksikan seorang tentara Jepang menikam seorang pemuda yang sedang sarapan hingga tewas dengan bayonetnya, serta sekelompok tentara Jepang menggeledah rumah-rumah dan menculik lebih dari 70 pemuda.

Pengalaman traumatis ini membuatnya dihinggapi ketakutan mendalam yang berujung pada serangan panik, jantung berdebar-debar, dan tinitus. Selama hidupnya, ia mengungkapkan harapannya agar generasi mendatang tidak akan pernah melupakan nyawa tak berdosa yang hilang dalam pembantaian itu.

Tao Chengyi, yang meninggal pada usia 89 tahun, kehilangan ayah, paman, dan sepupunya di tangan penjajah Jepang. "Setelah ayah saya terbunuh, ibu saya berjuang mencari nafkah dengan menjalankan bisnis kecil bersama kami, anak-anaknya. Perang menghancurkan masa kecil saya," kata Tao.

Pembantaian Nanjing terjadi ketika pasukan Jepang merebut ibu kota Tiongkok saat itu pada tanggal 13 Desember 1937. Selama enam minggu, mereka membunuh sekitar 300.000 warga sipil Tiongkok dan tentara tak bersenjata dalam salah satu episode paling biadab dalam Perang Dunia II.

Pada tahun 2014, badan legislatif tertinggi Tiongkok menetapkan tanggal 13 Desember sebagai hari peringatan nasional untuk para korban Pembantaian Nanjing. [CGTN]

Komentar

Berita Lainnya