Jumat, 24 Januari 2025 13:18:28 WIB

Jajak Pendapat CGTN: Kebijakan Luar Negeri AS yang Agresif Tuai Kritik
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Gedung Putih di Washington, AS (CMG)

Washington D.C., Radio Bharata Online - "Mengganti nama" Teluk Meksiko, "merebut kembali" Terusan Panama, "membeli" Greenland... Pemerintahan baru AS mengatakan "tidak mengesampingkan penggunaan paksaan militer dan ekonomi" untuk "ekspansi teritorial".  

Menurut survei daring global yang dilakukan oleh China Global Television Network (CGTN), 78,6 persen responden mengecam keras agenda ekspansi teritorial pemerintahan baru AS tersebut, menyebutnya sebagai tindakan terang-terangan mendominasi, menindas, dan menghegemoni.

Pemerintahan baru AS ingin secara sepihak mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika" dan mengambil alih Terusan Panama. Dalam survei tersebut, 66,4 persen responden percaya bahwa AS membuat keputusan perubahan nama tanpa berkonsultasi dengan negara-negara di sekitar Teluk Meksiko, merusak tradisi geografis dan budaya, serta menantang otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sekitar 83,7 persen responden mengkritik rencana AS untuk menguasai Terusan Panama sebagai tindakan agresi terhadap Panama dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya. Trump juga mengusulkan untuk membeli Greenland. Dalam jajak pendapat tersebut, 86,4 persen responden percaya bahwa niat perluasan teritorial pemerintah AS merugikan kepentingan sekutu dan merusak hubungan antara AS dan sekutunya.

Dalam survei tersebut, 72,3 persen responden percaya bahwa rencana perluasan teritorial AS ditujukan untuk menjaga kepentingan hegemoni global Amerika. "Hegemoni harus didorong kembali tidak peduli apa pun narasi dan retorika yang digunakan Paman Sam," komentar seorang netizen.

Pemerintahan AS yang baru telah menunjukkan ambisi yang kuat untuk "menggambar ulang peta Belahan Bumi Barat", dan 82,1 persen responden khawatir bahwa ini menandakan kebijakan "America First" yang lebih agresif serta kebijakan luar negeri yang lebih agresif. Sebanyak 84,9 persen responden mengkritik rencana perluasan wilayah pemerintah AS karena memperburuk ketegangan global dan merusak perdamaian regional serta stabilitas dunia.

Jajak pendapat yang diterbitkan oleh CGTN dalam bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Arab, dan Rusia itu mendapat tanggapan dari 7.083 orang dalam waktu 24 jam.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner