Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi
International
Bagas Sumarlan
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi
Radio Bharata Online - Sejumlah anggota Parlemen Eropa (European Parliament/EP) asal Jerman pada Selasa (4/10) mengkritik institusi mereka karena tetap beroperasi di dua lokasi, yakni di Brussel, Belgia, dan di Strasbourg, Prancis, di tengah melonjaknya harga energi.
"Sampai musim semi, kita seharusnya hanya mengadakan pertemuan di Brussel," kata Peter Liese, anggota kelompok Partai Rakyat Eropa (European People's Party/EPP) di Parlemen Eropa, kepada surat kabar Bild. Dia juga menyampaikan keresahannya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola.
"Menyalakan pemanas dan penerangan di dua kompleks bangunan secara bersamaan di Brussel dan Strasbourg merupakan ejekan bagi para pembayar pajak," kata Moritz Koerner dari kelompok liberal Renew Europe, seraya mengatakan bahwa kantor Strasbourg harus melakukan "hibernasi energi sesegera mungkin."
Meskipun Strasbourg adalah basis resmi Parlemen Eropa, komite dan kelompok politiknya biasanya mengadakan pertemuan di Brussel. Setiap tahun, hanya ada 12 sesi pleno, yang masing-masing berlangsung selama empat hari, yang digelar di Strasbourg.
Komisi Eropa saat ini sedang membahas persyaratan yang mengikat bagi negara-negara anggota untuk menghemat energi. "Kelangkaan energi global telah terjadi. Jadi, apa pun yang kita lakukan, satu hal yang pasti adalah kita harus menghemat listrik," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bulan lalu.
Akibat krisis energi, UE baru saja memutuskan bahwa perusahaan-perusahaan energi yang mendapat keuntungan harus menyetorkan sebagian dari keuntungan surplus mereka di masa depan. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi kenaikan harga listrik. "Kami menyepakati sejumlah instrumen yang baik dan efektif guna mengendalikan kenaikan harga listrik," kata Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck pekan lalu.
"Semoga saja krisis yang terjadi saat ini akan membuat kita berpikir ulang," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pembayar Pajak Eropa Michael Jaeger kepada Bild. Perjalanan antara Brussel dan Strasbourg bagaikan "sirkus keliling" dan merupakan "bencana ekologis dan ekonomi."
Pewarta : Xinhua
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB