Senin, 21 Oktober 2024 16:58:28 WIB

Peneliti Tiongkok Kembangkan 'Batu Bata Tanah Bulan' untuk Pembangunan Pangkalan Bulan di Masa Depan
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Zhou Cheng, seorang Profesor di Pusat Inovasi Teknologi Nasional untuk Konstruksi Digital dan Universitas Sains dan Teknologi Huazhong (CMG)

Wuhan, Radio Bharata Online - Peneliti Tiongkok telah mengembangkan batu bata dari bahan yang memiliki komposisi serupa dengan tanah bulan, dengan harapan dapat digunakan untuk membangun pangkalan bulan di masa mendatang.

"Kedua batu bata di tangan saya ini disebut batu bata tanah bulan tiruan. Batu bata ini terbuat dari simulasi tanah bulan, yang disinter untuk membentuk batu bata semacam itu," kata Zhou Cheng, seorang Profesor di Pusat Inovasi Teknologi Nasional untuk Konstruksi Digital dan Universitas Sains dan Teknologi Huazhong.

"Batu bata tanah bulan" memiliki kepadatan yang serupa dengan batu bata biasa, tetapi lebih dari tiga kali lebih kuat daripada batu bata merah standar atau batu bata beton.

Suhu di permukaan bulan melebihi 180 derajat Celsius selama siang hari di bulan dan akan turun hingga minus 190 derajat Celsius di malam hari.

Selain itu, tingkat radiasi kosmik yang signifikan dan banyak mikrometeorit juga akan menghantam permukaan bulan karena tidak memiliki perlindungan atmosfer, dan sering terjadi aktivitas gempa bulan. Semua ini akan memberikan persyaratan yang berat pada sifat ketahanan mekanis, termal, dan radiasi dari bahan konstruksi permukaan bulan.

"Yang paling kami pedulikan adalah kinerja mekanis dan termalnya, termasuk pelestarian panas dan efektivitas isolasi, serta kemampuannya menahan radiasi kosmik. Bulan memiliki lingkungan vakum, jadi ada radiasi kosmik yang signifikan," kata Zhou.

Batu bata tersebut akan dikirim ke stasiun luar angkasa Tiongkok dengan pesawat ruang angkasa kargo Tianzhou-8 untuk memverifikasi kinerja mekanis dan termalnya, serta kemampuannya menahan radiasi kosmik. Batu bata bulan pertama diharapkan kembali ke Bumi pada akhir tahun 2025.

Menurut Zhou, total periode paparan yang direncanakan untuk batu bata tersebut adalah tiga tahun. Jadi setiap tahun, para peneliti akan mengembalikan satu panel sampel yang terpapar di stasiun luar angkasa ke Bumi dan melakukan eksperimen terkait.

Tim peneliti juga merancang batu bata tersebut dalam dua bentuk, yakni berbentuk kolom dan bersisik. Batu bata tanah bulan berbentuk pilar terutama ditujukan untuk pengujian mekanis, sedangkan serpihan yang terpapar lebih besar digunakan untuk menilai efek termal dan radiasi.

Selain bentuknya yang beragam, batu bata ini terbuat dari lima komposisi tanah bulan yang disimulasikan dan menjalani tiga proses sintering yang berbeda sehingga menghasilkan data ilmiah yang lebih akurat untuk pembangunan pangkalan bulan di masa mendatang.

Tiongkok meluncurkan program pengembangan nasional jangka menengah hingga jangka panjang untuk sains antariksa pada hari Selasa (15/10), yang menguraikan peta jalan untuk pengembangan sains antariksa di Tiongkok hingga tahun 2050. Stasiun penelitian bulan internasional yang diprakarsai oleh Tiongkok itu akan dibangun selama fase kedua program tersebut dari tahun 2028 hingga 2035.

Komentar

Berita Lainnya