Kamis, 25 Juli 2024 11:20:4 WIB

Menurut rumus molekul
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Jin Shifeng, seorang peneliti asosiasi di Institut Fisika CAS (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Ilmuwan Tiongkok telah menemukan molekul air di tanah bulan untuk pertama kalinya, dalam sampel yang dikumpulkan oleh misi Chang'e-5 pada tahun 2020, sebuah penemuan terobosan yang akan membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang sejarah bulan dan komposisinya.

Para peneliti dari Institut Fisika Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok atau Chinese Academy of Sciences (CAS), bersama dengan para sarjana dari beberapa universitas Tiongkok ternama, menemukan ULM-1, kristal mineral yang diperkaya dengan molekul air dan amonium, dalam sampel bulan Chang'e-5.

Menurut rumus molekul, mineral tersebut mengandung enam molekul air kristal, dengan molekul air tersebut menyumbang sebanyak 41 persen dari massa sampel.

Sampel yang dikumpulkan oleh Chang'e-5 berusia sekitar 2 miliar tahun, menjadikannya basal termuda yang pernah ditemukan, dan merupakan sampel bulan dengan garis lintang tertinggi yang dikumpulkan hingga saat ini, yang menyediakan sumber baru untuk studi air bulan.

Temuan penelitian tersebut dipublikasikan secara daring di jurnal akademik Nature Astronomy pada tanggal 16 Juli 2024.

Keberadaan air di bulan sangat penting untuk studi evolusi bulan dan pengembangan sumber daya. Ketiadaan air di bulan menjadi asumsi dasar pada awal tahun 1970-an karena tidak ditemukan mineral yang mengandung air dalam sampel tanah bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo.

"Chang'e-5 mendarat di lintang yang relatif tinggi di mana suhunya turun, sehingga mineral ini dapat diawetkan. Seperti es yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, zat-zat ini sangat mudah menguap. Kami menemukan bahwa mineral terhidrasi terurai pada suhu yang relatif tinggi sekitar 100 derajat Celsius di Bumi, itulah sebabnya ia dapat diawetkan di lingkungan yang keras di bulan selama miliaran tahun," kata Jin Shifeng, seorang peneliti asosiasi di Institut Fisika CAS.

Para ahli mengatakan jika mineral terhidrasi seperti itu ada dalam jumlah banyak di bulan, akan ada lebih banyak peluang bagi manusia untuk menggunakan sumber daya bulan.

"Kita tahu amonium adalah pupuk nitrogen. Kita menggunakan amonium bikarbonat di Bumi sebagai sejenis pupuk nitrogen. Selain itu, mineral ini mengandung sedikit kalium, yang merupakan sejenis pupuk kalium. Penemuan ini berarti ada peluang bagus bagi manusia untuk bertahan hidup dan menanam tanaman di bulan di masa mendatang," kata Chen Xiaolong, seorang peneliti di Institut Fisika CAS.

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner