Rabu, 26 Februari 2025 11:45:37 WIB
Tiongkok Menentang Uni Eropa yang Memasukkan Perusahaan dan Individu Tiongkok ke dalam Daftar Sanksi terhadap Rusia
International
Eko Satrio Wibowo

Tangkapan layar yang menunjukkan pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok sebagai tanggapan terhadap Uni Eropa yang menambahkan individu dan entitas Tiongkok ke dalam daftar sanksi terhadap Rusia (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan pada hari Selasa bahwa keputusan Uni Eropa untuk memasukkan beberapa perusahaan dan individu Tiongkok dalam paket sanksi ke-16 terhadap Rusia akan berdampak negatif pada hubungan perdagangan bilateral.
Juru Bicara Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa Tiongkok selalu menentang sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar hukum internasional atau otorisasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tiongkok telah menyatakan penentangan keras pada beberapa kesempatan terhadap sanksi tidak masuk akal yang dijatuhkan oleh Uni Eropa terhadap perusahaan dan individu Tiongkok.
Jubir tersebut mengatakan tindakan pihak Eropa bertentangan dengan konsensus yang dicapai oleh para pemimpin Tiongkok dan Eropa, yang berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-UE.
Menurutnya, Tiongkok percaya bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya cara yang layak untuk menyelesaikan krisis Ukraina, dan telah berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian.
Jubir tersebut mengatakan Tiongkok mendesak pihak Eropa untuk segera berhenti memasukkan perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam, dan berhenti mencemarkan nama baik Tiongkok serta mengalihkan kesalahan.
Ia juga mengatakan Tiongkok akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok.
Dewan Eropa pada hari Senin (24/2) mengadopsi paket sanksi ke-16 terhadap Rusia, yang menargetkan berbagai sektor termasuk energi, perdagangan, transportasi, infrastruktur, dan keuangan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.
Keputusan tersebut menyusul pertemuan para menteri luar negeri dari negara-negara anggota UE di Brussel pada hari Senin (24/2), bertepatan dengan peringatan tiga tahun krisis Ukraina.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
