Kamis, 28 Desember 2023 10:13:14 WIB

Pada bulan Desember ini
Tiongkok

Endro

banner

Sebuah kendaraan bermesin besar membersihkan salju dari jalanan di Yantai, Provinsi Shandong, Tiongkok Timur pada 21 Desember 2023. Foto: IC

BEIJING, Radio Bharata Online - Setelah beberapa kota di Tiongkok pada bulan Desember menyaksikan gelombang dingin terkuat sejak tahun 1961, para ilmuwan iklim mengatakan, karena tahun 2024 adalah tahun kedua El Nino, kemungkinan besar cuaca tidak hanya akan lebih panas, tetapi juga akan terjadi cuaca ekstrem yang lebih sering dan lebih dahsyat.

Pada bulan Desember ini, Beijing memecahkan rekor suhu terendah berturut-turut yang terpanjang pada bulan tersebut sejak tahun 1951.  Sementara Henan di Tiongkok Tengah, mengalami suhu terdingin pada pertengahan Desember sejak tahun 1961. Selain itu, badai salju di Yantai dan Weihai di Provinsi Shandong, Tiongkok Timur menyebabkan akumulasi kedalaman salju.

Sejak pertengahan Desember, suhu terendah di 78 stasiun pengamatan meteorologi nasional, telah turun di bawah suhu ekstrem dalam sejarah pada bulan tersebut.

Sun Shao, seorang peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan Meteorologi Tiongkok, kepada Global Times mengatakan, karena dampak gabungan dari kenaikan suhu global, peningkatan emisi gas rumah kaca, berkurangnya es laut Arktik, dan pusaran kutub yang tidak stabil, menyebabkan suhu rata-rata musim dingin di Tiongkok meningkat. Namun, kemungkinan terjadinya dan ekstremitas gelombang dingin tidak berkurang, dan jangkauan dampaknya juga semakin meluas.  Mengingat dampak El Nino, Sun memperkirakan kemungkinan kejadian cuaca tidak normal atau ekstrem yang terjadi di Tiongkok, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun normal. Hal ini tidak hanya berdampak pada musim dingin saat ini, tetapi juga mencakup musim semi dan musim panas pada tahun 2024.

Zhang Tao, kepala prakiraan cuaca di Badan Meteorologi Tiongkok, juga mengatakan bahwa negara tersebut dapat memperkirakan terjadinya kejadian ekstrem seperti suhu tinggi, hujan lebat, kekeringan, topan, badai konvektif yang parah, gelombang dingin, badai pasir, dan kabut tebal pada tahun 2024.  Namun menurutnya hal ini bukan berarti jumlahnya akan meningkat setiap tahun, sehingga masih belum pasti, apakah peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem pada tahun 2024 akan melebihi jumlah peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem pada tahun 2023.  (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner