Kamis, 22 Februari 2024 12:50:42 WIB

Ngeri! Rancaekek Disapu Badai Tornado
Indonesia

SINDO - AP Wira

banner

Angin puting beliung menerjang kawasan Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024) sore.(Tangkapan layar video)

BANDUNG, Radio Bharata Online - Bencana puting beliung yang menhantam Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (21/2/2024) merupakan badai tornado pertama di Indonesia. Hal tersebut disebutkan peniliti BRIN Erma Yulihastin di akun X miliknya. Menurut Erma angin tersebut lebih kencang dan efek kekuatannya berbeda dengan puting beliung.

Di akun X nya, Erma menulis, “Tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas,” 

BRIN pun segera merekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek yang tercatat sebagai kejadian pertama di Indonesia. 

Erma menyebut, “Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media akan sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini,” 

Detik-detik terbentuknya pusaran angin berdasarkan yang terekam kamera netizen. Awalnya, angin membentuk putaran awan berukuran kecil. Kemudian dengan cepat, angin membentuk pusaran besar hingga mendarat dan menghantam permukiman di Rancaekek. Akibatnya, sejumlah bangunan rusak, pohon tumbang, truk terguling dan sepeda motor terjatuh. Kejadian itu juga menyebabkan 29 orang mengalami luka-luka akibat terjangan angin tersebut.

Angin puting beliung yang melanda Kabupaten Bandung dan Sumedang pada Rabu (21/2/2024) tersebut berdampak pada dua Kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Hingga saat ini, masih dilakukan inventarisir dampak kerusakan. 

Wakapolresta Bandung AKBP Maruly Pardede dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024) menyebut, ”Dua Kecamatan yang terdampak bencana angin puting beliung tersebut yakni Cicalengka dan Rancaekek,” 

Saat ini pihaknya tengah melakukan penyisiran ke beberapa lokasi terdampak di dua kecamatan itu. ”Saat ini kita dan pemerintah terkait tengah melakukan penyisiran dan menginventaris beberapa lokasi yang terdampak.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memberikan penjelasan terkait angin puting beliung besar yang terjadi di Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Rancaekek, Kabupaten Bandung . Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menyebutkan angin puting beliung terjadi karena pertumbuhan awan cumulonimbus disertai angin. Fenomena puting beliung terjadi akibat dampak ikutan pertumbuhan awan cumulonimbus dan hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dan skala lokal.

Disamping itu terpantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin. Akibat puting beliung tersebut, BMKG mendapatkan laporan sejumlah atap rumah di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, berterbangan.
[SINDO]
 

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner