Minggu, 24 Desember 2023 11:24:5 WIB
Di jalur Cinomati terdapat beberapa papan dan spanduk peringatan yang mengingatkan pengguna jalan agar waspada saat melintas
Indonesia
Detikcom - AP Wira

Tanjakan Cinomati, Bantul, Yogyakarta (Pradito Rida Pertana/detikJateng)
JAKARTA, Radio Bharata online - Hati-hati bila melintas di jalur Cinomati di Bantul, karena jalur ini identik dengan julukan jalur maut. Pemudik diimbau menghindari jalur ini, bahkan kini diusulkan dihapus dari Google Maps.
Jalur Cinomati itu menghubungkan Kapanewon Pleret di Kabupaten Bantul dan Patuk di Gunungkidul, Yogyakarta. Jalur Cinomati berujung di pertigaan Cegokan, Wonolelo, Pleret dan di perempatan Tugu Terong, Dlingo.
Panjang jalur ini sekitar 2,8 kilometer. Dilihat dari street view Google Maps, ruas jalan di jalur Cinomati terbilang sempit. Jalur ini hanya terdiri dari dua lajur untuk kendaraan dari dua arah yang berlawanan.
Jalur Cinomati melintasi wilayah Bukit Cinomati yang berada di wilayah Dusun Kebo Kuning, Kalurahan Terong, Kapanewon (kecamatan) Dlingo, Bantul.
Di jalur Cinomati terdapat beberapa papan dan spanduk peringatan yang mengingatkan pengguna jalan agar waspada saat melintas. Mulai dari peringatan tanjakan tajam dan berkelok, rawan longsor, hingga imbauan agar menggunakan gigi rendah.
Biasanya, Google Maps mengarahkan perjalanan via Tanjakan Cinomati kepada wisatawan yang berada di selatan Kota Yogyakarta dan akan menuju objek wisata di Kecamatan Dlingo, seperti Hutan Pinus Mangunan, Little Tokyo, dan Puncak Becici.
Jalur ini berbahaya karena sangat curam. Beberapa kali terjadi mobil tidak sanggup melewati jalur itu karena tanjakan ekstrem, sebaliknya kendaraan yang melewati jalur turunan sulit mengendalikan rem. Boleh dibilang kecelakaan karena rem blong cukup sering terjadi.
Ya, bukan sekali dua kali kecelakaan maut terjadi di jalur Cinomati. Yang terbaru, pada Sabtu (9/12) lalu, rombongan wisatawan dari Surabaya yang hendak ke Obelix mengalami kecelakaan di jalur Cinomati. Kecelakaan maut itu menewaskan seorang penumpang yang terjepit badan kendaraan. Belakangan sopir minibus mengaku tidak tahu betapa ekstremnya jalur itu dan mengaku hanya mengandalkan Google Maps.
"Sopir tidak tahu arah dan mengikuti Google Maps yang akhirnya dilewatkan Cinomati," kata Kapolsek Pleret AKP Wiyadi.
Setibanya di jalur Cinomati, sopir minibus diduga tak bisa menguasai laju kendaraannya. Polisi juga menduga rem mobil minibus itu blong dan langsung terjun ke jurang. Akibatnya, 13 orang korban luka dan 1 meninggal dunia.
"Jadi minibus dari atas mau ke bawah atau turun. Diduga blong karena direm terus saat turun dan terbakar (kampas rem)," ujar Wiyadi.
[Detikcom]
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
