Rabu, 1 November 2023 10:30:55 WIB
Tiongkok memulai survei populasi nasional di tengah penurunan angka kelahiran
Tiongkok
Endro

FOTO: Xinhua/Yicaiglobal
BEIJING, Radio Bharata Online - Tiongkok mulai melakukan jajak pendapat terhadap 1,4 juta orang pada Rabu (1 November), dalam sebuah survei mengenai perubahan populasi. Survei ini dilakukan seiring upaya pihak berwenang untuk memberikan insentif kepada masyarakat, agar memiliki lebih banyak anak di tengah menurunnya angka kelahiran, dan penurunan populasi pertama dalam lebih dari enam dekade.
Jajak pendapat tersebut, yang diumumkan pada 10 Oktober lalu dalam sebuah langkah yang tidak terduga, akan fokus pada wilayah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri. Survei ini akan didasarkan pada sampel 500.000 rumah tangga, dan berlangsung selama sekitar dua minggu hingga 15 November.
Biro Statistik Nasional Tiongkok mengatakan, hal ini akan membantu memberikan dasar, untuk memantau perubahan perkembangan populasi Tiongkok. Sedangkan bagi pemerintah dan Partai Komunis, akan membantu untuk merumuskan kebijakan ekonomi nasional, pembangunan sosial, dan kebijakan terkait kependudukan.
Tiongkok terakhir kali melakukan sensus penduduk sekali dalam satu dekade pada bulan November 2020, dan menunjukkan bahwa Tiongkok mengalami pertumbuhan paling lambat, sejak survei populasi modern pertama pada tahun 1950an.
Perkembangan populasi, sering dikaitkan dengan kekuatan dan peremajaan negara di media pemerintah, di tengah menurunnya angka kelahiran, dan meluasnya kekhawatiran warga mengenai kesulitan dalam membesarkan anak.
Biaya penitipan anak yang tinggi dan keharusan berhenti berkarir, telah membuat banyak perempuan enggan mempunyai anak lagi, atau bahkan tidak punya anak sama sekali.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak otoritas telah meningkatkan retorika mengenai pembagian tugas orang tua untuk mengasuh anak, namun cuti ayah masih terbatas di sebagian besar provinsi.
Tiongkok melaporkan penurunan jumlah penduduk sebanyak 850.000 jiwa dari populasi 1,412 miliar jiwa pada tahun 2022, yang merupakan penurunan pertama sejak tahun 1961. (CNA)
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB

Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB

Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB

Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB

Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB

Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB

Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB
