Jumat, 16 Agustus 2024 11:45:4 WIB
Ia menyoroti bahwa otoritas Tiongkok telah memobilisasi seluruh negeri untuk mencapai sasaran pengurangan karbon yang akan menguntungkan negara itu sendiri dan dunia pada umumnya
Tiongkok
Eko Satrio Wibowo

Liu Zhenmin, Utusan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Menurut Liu Zhenmin, Utusan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim, Tiongkok telah berupaya keras untuk mencapai dua tujuan utamanya, yaitu mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, dan terus mengekspor produk teknologi bersih dan hijau ke seluruh dunia dengan harga yang terjangkau.
Dalam wawancara dengan China Global Television Network (CGTN) yang dirilis pada hari Kamis (15/8), Liu mengatakan Tiongkok masih merupakan negara berkembang dalam hal pembangunan regional dan perkotaan-pedesaan yang tidak seimbang serta kerentanannya terhadap peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir.
"Secara ekonomi, Tiongkok, saya kira, berbicara tentang PDB, kita telah mencapai tingkat tertentu. Namun secara nasional, kita masih merupakan negara berkembang. Kita masih menderita masalah pembangunan yang tidak seimbang antara daerah, antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Pada saat yang sama, kita juga merupakan negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Anda dapat melihat bahwa setiap tahun kita menderita berbagai bencana alam. Di utara, kita mungkin mengalami kekeringan. Di selatan, kita mengalami banjir," kata Liu.
Ia menyoroti bahwa otoritas Tiongkok telah memobilisasi seluruh negeri untuk mencapai sasaran pengurangan karbon yang akan menguntungkan negara itu sendiri dan dunia pada umumnya.
"(Sasaran pengurangan karbon) ini akan menunjukkan kontribusi Tiongkok terhadap solusi global perubahan iklim. Ini juga membantu Tiongkok mencapai tujuan membangun Tiongkok yang indah. Jadi, mengatasi perubahan iklim merupakan tujuan global sekaligus tujuan nasional kita," ujar Liu.
Ia menekankan bahwa untuk mewujudkan netralitas karbon global, dunia membutuhkan teknologi hijau yang lebih terjangkau, menyediakan pembiayaan yang memadai bagi negara-negara berkembang, dan memastikan sistem kerja sama internasional yang adil.
Ia juga mendesak negara-negara maju untuk menghormati komitmen mereka dan menggarisbawahi pentingnya memobilisasi semua sektor dan seluruh masyarakat untuk mengikuti jejak karbon rendah.
"Pihak negara maju (perlu) benar-benar secara kontingen mengambil inisiatif dalam memberikan dukungan finansial kepada negara berkembang dan menghormati komitmen yang mereka umumkan bertahun-tahun lalu. Kita juga perlu memobilisasi bank pembangunan multilateral lama untuk memprioritaskan investasi mereka di masa depan untuk pembiayaan iklim. Kita juga perlu memobilisasi sektor swasta lama untuk investasi mereka guna mengatasi perubahan iklim. Itulah sebabnya saya pikir Tiongkok sedang melakukannya sekarang. Ada banyak perusahaan swasta kita yang sudah dimobilisasi. Kita juga perlu memobilisasi dukungan rakyat untuk mempraktikkan apa yang disebut ekonomi sirkular, untuk mengikuti jejak karbon rendah," jelas utusan khusus tersebut.
Komentar
Berita Lainnya
Produsen kereta api Tiongkok, CRRC Changke Co., Ltd. membuat generasi baru kereta antarkota hibrida di Tiongkok pada Minggu (2/10). Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk PBB Geng Shuang pada hari Jumat 30 September lalu mengatakan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
