Jumat, 11 Oktober 2024 9:5:56 WIB

Pakar: Pernyataan Lai Ching-te Jelas-Jelas Mendorong Separatisme Taiwan
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Victor Gao, Profesor Ketua Universitas Soochow di Kota Suzhou, Tiongkok timur (CMG)

Suzhou, Radio Bharata Online - Pernyataan pemimpin wilayah Taiwan, Lai Ching-te, pada hari Kamis (10/10) merupakan upaya terang-terangan untuk memisahkan Taiwan dari Tiongkok, tetapi upaya tersebut pasti akan gagal karena mayoritas negara di dunia sepenuhnya mengakui prinsip Satu Tiongkok, kata Victor Gao, Profesor Ketua Universitas Soochow di Kota Suzhou, Tiongkok timur.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada hari Kamis (10/10) bahwa pidato Lai sengaja berupaya untuk memutuskan hubungan historis antara kedua belah pihak di Selat Taiwan, sekali lagi mengungkap sikap separatisnya yang keras kepala tentang "kemerdekaan Taiwan" dan niat jahatnya untuk meningkatkan ketegangan lintas Selat demi kepentingan politik yang egois.

Dalam sebuah wawancara telepon dengan China Global Television Network (CGTN) pada hari yang sama, Gao mengatakan tanggapan juru bicara tersebut disampaikan dengan sangat serius dan membantah narasi tidak masuk akal yang disebarkan oleh Lai.

Gao mengutip prinsip Satu Tiongkok, yang menetapkan hanya ada satu Tiongkok di dunia, bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok, dan bahwa pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh Tiongkok, dan mencatat hal ini dipatuhi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan oleh mayoritas negara di seluruh dunia.

"Intinya, apa yang telah dilakukan Lai Ching-te adalah mengadvokasi dua 'negara' di kedua sisi Selat Taiwan. Ia mengklaim bahwa Republik Rakyat Tiongkok tidak pernah menundukkan Taiwan di bawah kekuasaannya, dengan sepenuhnya menyangkal fakta bahwa mayoritas negara di dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan semua organisasi internasional sepenuhnya mengakui kebijakan satu-Tiongkok. Ini adalah dorongan terang-terangan untuk separatisme Taiwan yang sebenarnya," ujar Gao.

Ia memperingatkan bahwa pernyataan berbahaya Lai dapat membawa konsekuensi bencana bagi hubungan lintas-Selat.

"Semakin banyak orang di Taiwan kini menyadari risiko yang ditimbulkan oleh posisi yang dikhotbahkan oleh Lai Ching-te, dan mereka ingin menyerukan kepada pemimpin lokal di Taiwan ini untuk benar-benar kembali ke akal sehatnya. Bagaimanapun juga, hanya ada satu Tiongkok. Selama berada di Taiwan, Anda dapat menyebut diri Anda sebagai 'orang Taiwan', tetapi 'orang Taiwan' juga merupakan orang Tiongkok," kata pakar tersebut.

Gao lebih lanjut menekankan bahwa lebih dari 180 dari 193 negara anggota PBB mengakui prinsip Satu Tiongkok, dan mendesak beberapa kekuatan yang bermusuhan di Amerika Serikat untuk berhenti mendukung sikap separatis Lai.

"Pemerintah Amerika Serikat masih bertahan dalam kebijakan satu Tiongkok ini, meskipun mereka berusaha untuk melemahkan kebijakan satu Tiongkok. Dalam arti tertentu, saya pikir orang-orang seperti Lai Ching-te, yang menjadi separatis garis keras [dan] mencoba untuk memecah belah Tiongkok, telah dibantu dan didukung oleh beberapa kekuatan yang bermusuhan di Amerika Serikat. Dan saya berharap mayoritas negara di dunia atau sebagian besar umat manusia akan menyadari hal itu, dan kebijakan satu Tiongkok akan menang," jelas Gao.

Komentar

Berita Lainnya