Senin, 18 November 2024 10:27:19 WIB
Pertemuan Xi-Biden Menentukan Arah Hubungan Yang Stabil
International
Endro
Bendera nasional Tiongkok dan AS /CFP
LIMA, Radio Bharata Online - Ketika Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Lima, Peru, pada hari Sabtu waktu setempat, ia menguraikan tujuh poin utama untuk hubungan Tiongkok-AS, menekankan pentingnya meninjau pengalaman empat tahun terakhir untuk mengambil pelajaran. Ia juga mengidentifikasi empat "garis merah" bagi Tiongkok yang tidak boleh ditentang atau dilanggar.
Para ahli mencatat, bahwa poin-poin yang diangkat oleh Tiongkok pada momen penting dalam transisi pemerintahan AS ini, dimaksudkan untuk membentuk arah hubungan bilateral di masa mendatang. Mereka menyoroti komitmen Tiongkok untuk membina hubungan yang stabil, sehat, dan berkelanjutan, sebuah sikap yang tetap tidak berubah, terlepas dari perubahan kepemimpinan AS.
Pada saat yang sama, garis merah Tiongkok menyampaikan pesan yang jelas bahwa kepentingan inti Tiongkok tidak dapat dinegosiasikan. Empat garis merah tersebut adalah masalah Taiwan, demokrasi dan hak asasi manusia, jalur dan sistem Tiongkok, serta hak pembangunan Tiongkok.
Zhou Wenxing, seorang profesor madya di Sekolah Studi Internasional di Universitas Nanjing, mengatakan kepada CGTN, bahwa kedua pemimpin mengartikulasikan tuntutan dan kekhawatiran inti mereka, sambil mencapai konsensus tentang pemupukan hubungan bilateral yang stabil, dan memastikan koeksistensi yang damai.
Selama empat tahun terakhir, Xi dan Biden telah memimpin upaya untuk meredakan ketegangan pada berbagai isu, mulai dari perdagangan hingga keamanan. Pertemuan hari Sabtu menandai pertemuan tatap muka kedua mereka sejak pertemuan di California tahun lalu, dan yang ketiga secara keseluruhan.
Xi mengatakan bahwa tidak dapat dihindari bagi negara adidaya seperti Tiongkok dan AS untuk memiliki perbedaan, tetapi tidak ada pihak yang boleh melemahkan kepentingan inti pihak lain, atau mencari konflik.
Ia menekankan pentingnya kerja sama di berbagai bidang seperti perdagangan, kesehatan masyarakat, respons terhadap perubahan iklim, AI, dan penanganan konflik global, serta mendesak peningkatan dialog untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan. (CGTN)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB