Jumat, 16 Oktober 2020 9:38:34 WIB

Menlu Retno Kenalkan 'Vaksin Merah Putih' Buatan RI ke Dirjen WHO
Indonesia

Agsan Prawira

banner

Menlu Retno Marsudi (Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta - 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dirinya baru saja bertemu dengan Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus. Dalam pertemuan itu, Retno mengaku juga membahas vaksin Corona (COVID-19) yang dikembangkan para ahli di Indonesia dan diberi nama 'Vaksin Merah Putih'.

"Kami juga memberikan update mengenai upaya para ahli Indonesia mengembangkan vaksin nasional kita, Vaksin Merah Putih. Kami juga menjelaskan mengenai rencana vaksinasi dan sepakat dengan WHO untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi, baik dalam persiapan maupun pelaksanaan vaksinasi," kata Retno dalam konferensi pers daring via Zoom, Jumat (16/10/2020).

Dalam pertemuan, Retno juga menyampaikan soal rumitnya mengembangkan vaksin Corona. Selain dengan Tedros, Retno bertemu dengan petinggi Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI)-COVAX Facilities dan UNICEF.

"Pertemuan dalam konteks multilateral dilakukan di Jenewa, yaitu dengan CEO GAVI-COVAX Facilities Dr Seth Berkley, Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus dan UNICEF. Tujuan dari berbagai pertemuan antara lain terus menjalin konsultasi dan komunikasi secara intensif dengan berbagai organisasi tersebut dalam pengelolaan COVID-19 dan kerja sama strategis lain," ujar dia.

Menyampaikan dukungan Indonesia terhadap multilateralisme, dan menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi bagian dari COVAX AMC. Selain hal-hal tersebut di atas, beberapa hal yang kita bahas antara lain bahwa proses pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit," lanjut Retno.

Retno menyampaikan ada peluang ketidakpastian dalam pengembangan vaksin Corona. Saat ini, ujar Retno, para ahli di berbagai negara masih berupaya mengembangkan vaksin yang aman dan efektif.

"Semua orang paham mengenai hal ini, bahwa selalu ada risiko dan ketidakpastian dalam proses pengembangannya. Para ahli dunia akan terus berupaya untuk mendapatkan vaksin secara tepat waktu, aman, dan efektif, serta adaptasi dan adjustment perlu terus dilakukan di tengah situasi yang sulit ini," tutur Retno.

Retno melanjutkan Indonesia juga sedang berupaya mewujudkan komitmen terkait penyediaan vaksin Corona. Indonesia juga berupaya memiliki vaksin yang aman bagi kesehatan dan efektif.

"Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan upaya yang telah dilakukan untuk mengamankan komitmen penyediaan vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral serta selalu menekankan pentingnya keamanan dan efikasi dari vaksin tersebut," ucap Retno.

Retno menjelaskan, pada 18 September 2020, GAVI telah bersurat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Indonesia yang layak menerima predikat Official Development Assistance (ODA) di dalam COVAX Advanced Market Commitment. Dengan demikian, Indonesia dianggap layak berkontribusi atas penyediaan vaksin untuk level multilateral.

"Dalam pertemuan dengan GAVI, kami menyampaikan bahwa Presiden Indonesia telah menerima surat dari GAVI tanggal 18 September 2020. Surat GAVI tersebut intinya menyampaikan bahwa Indonesia layak menerima Official Development Assistance (ODA) di dalam COVAX Advanced Market Commitment (COVAX AMC) untuk penyediaan vaksin COVID-19 dalam kerangka multilateral," terang Retno.

"Dalam suratnya, GAVI juga mengharapkan kerja sama dengan Indonesia dalam penanganan COVID-19. Sebagai tindak lanjut surat GAVI, dalam pertemuan tadi Indonesia telah menyampaikan secara resmi surat yang berisi Expression of Interest dari Indonesia untuk bergabung dalam COVAX Advanced Market Commitment (AMC)," imbuh Retno.

Masih kata Retno soal surat expression of interest, Indonesia menyatakan dukungan terhadap multilateralisme vaksin. Indonesia, sambung Retno, Retno juga menekankan pentingnya solidaritas antarnegara dalam menghadapi pandemi Corona.

"Ini juga kami sampaikan pada saat bertemu dengan Dirjen WHO. Di dalam pertemuan dengan WHO, Indonesia kembali menekankan dukungannya terhadap multilateralisme termasuk terkait masalah vaksin. Indonesia juga menekankan pentingnya semua negara dunia untuk memperkuat solidaritas diantara negara dunia agar dunia dapat segera mengatasi pandemi ini secara bersama dan segera," jelas Retno.

"Kami juga membahas mengenai Foreign Policy and Global Health, di mana Indonesia menjadi ketua untuk tahun ini, dan mengambil tema 'Affordable Health Care for All'. Dirjen WHO mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam FPGH. Dan isu mengenai 'Affordable Health Care for All' menjadi lebih relevan selama pandemi ini," tuturhttps://news.detik.com/berita/d-5217008/menlu-retno-kenalkan-vaksin-merah-putih-buatan-ri-ke-dirjen-who/2 Retno.

Halaman

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner