Selasa, 14 September 2021 0:52:34 WIB

Catatan Epidemiolog soal PPKM Diperpanjang: Testing-Vaksinasi Lansia
Tiongkok

Agsan

banner

Foto: Dicky Budiman (Dok istimewa/foto diberikan oleh narsum bernama Dicky Budiman)

Jakarta -  Pemerintah kembali memperpanjang PPKM level 2, 3, dan 4 di Jawa-Bali hingga 20 September. Dalam perpanjangan PPKM selama sepekan ini, ada sejumlah catatan dari epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Dia awalnya menyebut bahwa PPKM atau kebijakan pembatasan serupanya jelas memiliki efektivitas dan manfaat yang sudah terbukti di banyak tempat. Kebijakan itu pun memang sudah sesuai saran dari WHO.

"Ini strategi yang efektif dalam setiap wabah dan pada saat ini kita mengadop dan banyak negara hampir semua negara adop apa yang direkomendasikan WHO itu PHSM dalam bentuk PPKM berlevel, ini efektif dengan beberapa catatan," kata Dicky kepada wartawan, Senin (13/9/2021).

Dicky menilai perpanjangan PPKM itu penting dan masyarakat harus memahami bahwa PPKM sebagai penjaga selama masa pandemi belum berakhir. Menurutnya, dengan pembatasan seperti PPKM maka aktivitas masyarakat bisa terus dilakukan, tapi dengan aturan.

"Jadi selama masa pandemi akan kita perlukan PPKM. Jadi ini kayak berlalu lintas, ya ada polisi, ada rambu-rambu lalu lintas, kan supaya tertib," ujarnya.

Testing, Tracing, dan Treatment Mengkhawatirkan

Lalu dia membeberkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah dalam menjalankan PPKM demi mengendalikan penyebaran virus. Dia menyoroti tentang menurunnya intervensi terkait aturan penerapan testing, tracing, dan treatmen atau 3T.

"Sangat penting juga untuk semua daerah kabupaten/kota, provinsi untuk terus meningkatkan penguatan intervensi 3T. Karena ini masih di banyak provinsi mayoritas masih lemah, tesnya masih rendah sekali dan ini mengkhawatirkan. Bicara Covid-19 untuk memutus transmisi perlu ada rangkaian testing, tracing dengan isolasi karantina yang efektif," katanya.

Menurut Dicky, walaupun berdasarkan laporan pemerintah Indonesia bahwa positivity rate semakin baik, tapi harus pahami bahwa itu terjadi di tengah minimnya testing. Dicky menyebut hal itu menjadi kontradiktif dengan case vatality rate Indonesia yang tertinggi di Asean hakni 4,4%.

"Ini berarti ada ketidaksesuaian secara logika program. Karena kematian itu indikator keparahan pandemi dan itu indikator telak, jadi kalau muncul berarti ada masalah di hulu sampai hilir. Jadi data yang disebut data test positivity rate jadi nggak berkolerasi dengan seiring data kematian," ucapnya.

"Ini yang harus ditelusuri ada apa? Karena kalau bicara kematian itu menunjukkan ini situasinya parah serius, jangan kan banyak, satu kematian itu aja udah jadi fatal," tambahnya.

"Itu capaian yang juga baik, namun dari sisi capaian lansia ini masih terlalu lambat, dan ini berbahaya. Per 12 september lansia yang 2 dosis itu baru 18,6% dan percepatannya selama 12 hari terakhir di tanggal 1 September lansia 2 dosis itu 17,5%. Jadi naiknya hanya sekitar 1 persenan dan ini lambat sekali karena mereka terancam untuk mengalami fatalitas dan juga keparahan kalau terinfeksi," ujarnya.

Pemerintah mengumumkan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, 3, dan 4 di Jawa-Bali. PPKM diputuskan untuk kembali diperpanjang sepekan, artinya akan berlaku hingga 20 September.

Pengumuman disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lewat konferensi pers virtual, Senin (13/9). Luhut mengatakan evaluasi dilakukan setiap pekan untuk PPKM Jawa-Bali.

"Pemerintah hari ini sekali lagi mempertegas pertanyaan banyak orang kapan PPKM Level Jawa Bali ini akan terus diberlakukan. Pemerintah menegaskan akan terus memberlakukan PPKM Level ini di seluruh wilayah Jawa Bali dan melakukan evaluasinya tiap satu minggu guna menekan angka kasus konfirmasi dan tidak mengulang kejadian yang sama di kemudian hari," ucap Luhut.

Ada daerah yang mengalami penurunan level PPKM, salah satunya Bali. Penurunan dilakukan setelah ada evaluasi terhadap kondisi Corona di wilayah tersebut.

https://news.detik.com/berita/d-5722521/catatan-epidemiolog-soal-ppkm-diperpanjang-testing-vaksinasi-lansia/2

Komentar

Berita Lainnya