Minggu, 18 Desember 2022 9:37:59 WIB

BMKG: Soal Perkiraan Gempa Besar dan Tsunami 20 Desember 2022-23 Januari 2023
Indonesia

AP Wira

banner

Ilustrasi gempa.(Shutterstock)

Jakarta, Radio Bharata Online - Di media sosial, ramai beredar unggahan soal perkiraan gempa dan tsunami besar yang akan terjadi antara pertengahan Desember 2022 hingga Januari 2023.

Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana menegaskan bahwa informasi perihal perkiraan gempa dan tsunami besar tersebut tidak berdasar.
Pihaknya menegaskan, hingga saat ini belum ada teknologi di dunia yang mampu memprediksi secara tepat terjadinya gempa. Baik itu mengenai lokasi, tanggal, menit, maupun detiknya.

Namun demikian, BMKG mengingatkan bahwa Indonesia berada di daerah lempeng aktif gempa bumi. Sehingga potensi-potensi tersebut memungkinkan untuk terjadi. Kewaspadaan, kesiapan, hingga mitigasi kebencanaan jelas sangat diperlukan.

Sementara itu,Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono juga menegaskan hal yang sama. Menurutnya belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa. "Hingga saat ini belum ada teknologi dan sains yang mampu memprediksi dengan akurat kapan, di mana, berapa besar gempa akan terjadi,

Daryono mengungkapkan, terjadinya gempa merupakan proses fisis berupa patahan batuan kulit bumi.  Daryono menjelaskan, pada suatu kondisi, batuan atau kulit bumi itu tidak mampu menahan lagi dorongan sehingga terbangun dan bebatuan tidak bisa lentur lagi, kemudian mengalami dislokasi dengan tiba-tiba sehingga terjadilah patahan yang kemudian memancarkan gelombang seismik atau gelombang gempa

Dilansir dari Survei Geologi Amerika Serikat, usgs.gov, gempa bumi tidak dapat diprediksi. Dituliskan bahwa, baik USGS maupun ilmuwan lain, tidak pernah bisa meramalkan gempa besar.

Ilmuwan USGS hanya dapat menghitung probabilitas bahwa gempa bumi yang signifikan akan terjadi di area tertentu dalam beberapa kisaran tahun tertentu.

Menurut USGS, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan sebelum merilis prediksi gempa, yakni tanggal dan waktu, lokasi, dan magnitudo atau besarannya. Namun, ketiga hal tersebut sulit dibaca menjelang gempa terjadi.

Beberapa dekade lalu, metode prediksi seperti itu pernah diterapkan di Tiongkok. Akan tetapi, gempa bumi besar justru datang tanpa didahului rentetan gempa kecil. USGS akhirnya memfokuskan upayanya pada mitigasi bahaya gempa bumi jangka panjang dan dengan membantu meningkatkan keamanan struktur, daripada mencoba mencapai prediksi jangka pendek.

kompas.com

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner