Selasa, 21 Desember 2021 5:43:0 WIB

Jokowi Sebut Kawasan Industri Hijau Kalimantan Butuh 100 Ribu Tenaker
Tiongkok

Angga Mardiansyah

banner

Presiden Jokowi menyebut Kawasan Industri Hijau di Bulungan, Kalimantan Utara, membutuhkan 100 ribu tenaga kerja untuk tahap awal konstruksi. (Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, membutuhkan sekitar 100 ribu tenaga kerja. Karena itu, Jokowi meminta menteri dan kepala daerah terkait untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk kawasan tersebut.

"Ini membutuhkan SDM-SDM yang memiliki kualifikasi yang baik, siapkan mulai dari sekarang. Dalam masa konstruksi, akan muncul kurang lebih 100 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat operasi," terang Jokowi dalam sambutannya saat groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (21/12).

Jokowi memperkirakan bahwa kebutuhan tenaga kerja di kawasan tersebut akan bertambah seiring dengan peningkatan produksi.

"Perkiraan saya lebih dari 200 ribu plus anak cucu keturunan dari produk-produk yang dihasilkan," lanjut Jokowi.

Jokowi menambahkan keberadaan Kawasan Industri Hijau ini akan menjadi titik balik dalam transformasi ekonomi di Indonesia. Dari yang sebelumnya bertumpu pada sumber daya alam, mengekspor bahan-bahan mentah, kemudian akan beralih ke arah hilirisasi.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menekankan dengan keberadaan Kawasan Industri Hijau Bulungan, nantinya yang diekspor itu bukan lagi bahan mentah. Hal ini akan berdampak dan memberikan nilai tambah kepada barang-barang produksi tersebut.
Lihat Juga :
APBN Negara Tekor Rp611 Triliun per November 2021

"Tapi adalah barang setengah jadi atau barang jadi dan yang di Kalimantan Utara ini adalah hampir semuanya barang jadi," terang Jokowi.

"Sehingga memberikan nilai tambah, added value yang besar bagi negara kita, karena kita menjualnya sudah dalam bentuk barang jadi. Inilah lompatan katak, sebuah lompatan yang ingin kita lakukan," tandasnya.cnnindonesia

Komentar

Berita Lainnya