Selasa, 17 Januari 2023 10:52:18 WIB
Kenapa PSSI Sering Ganti Ketua tapi Sepak Bola Indonesia Tak Berubah?
Olahraga
Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online
Masa tugas Mochamad Iriawan sebagai ketum PSSI terpotong satu tahun. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Radio Bharata Online - Sepak bola Indonesia cenderung terasa jalan di tempat, meskipun ketua umum PSSI beberapa kali berganti.
Pergantian ketua PSSI terlihat tidak berpengaruh banyak pada kemajuan sepak bola Indonesia. Kompetisi, prestasi klub dan Timnas Indonesia hanya berkutat di situ-situ saja.
Ketua umum PSSI yang tidak fokus pada perannya bisa jadi masalah utama dari sepak bola Indonesia yang terus tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Sejak 2009 tidak ada klub Indonesia yang bisa tampil pada putaran final Liga Champions Asia sebagai turnamen tertinggi antarklub AFC.
Klub-klub seperti Persipura Jayapura, Persija Jakarta, hingga Persib Bandung pupus di babak kualifikasi.
Pada kasta di bawahnya, AFC Cup, klub-klub Indonesia belum juga berbicara banyak. itu semua karena faktor kualitas liga domestik.
Timnas Indonesia yang belum kunjung juara Piala AFF atau SEA Games juga terkait dengan faktor dari 'dalam negeri' sendiri.
Indonesia belum punya kompetisi yang baik, persiapan Timnas Indonesia juga cenderung tak berjalan mulus. Semua itu karena faktor pengurus yang tidak bekerja dengan serius, ketua umum PSSI juga tidak fokus.
Bukan hal aneh jika PSSI hanya menjadi kendaraan politik bagi seorang ketua umum demi mendapatkan posisi yang baik dalam bidang politik.
Sepak bola adalah olahraga masyarakat Indonesia. Tidak saja di atas lapangan atau stadion bagus, si kulit bundar tetap bisa menggelinding dan masuk ke gawang sekalipun hanya di atas tanah merah atau atap gedung.
Di mana-mana masyarakat Indonesia mengenal sepak bola. Tidak mengherankan jika sepak bola Indonesia jadi sorotan bagi berbagai kalangan.
Karena itu juga PSSI bisa jadi media bagi ketua umum yang memiliki target tertentu mendapatkan banyak sorotan, salah satunya dari Timnas Indonesia.
Biasanya ketua umum PSSI akan 'mati-matian' agar Timnas Indonesia, baik yang kelompok umur atau senior mendapatkan hasil bagus pada sebuah turnamen.
Lewat prestasi bagus di Timnas Indonesia, ketua umum PSSI akan mendapatkan nilai tambah dalam target politiknya tersebut.
Sejak era Djohar Arifin Husin, tidak ada lagi ketua umum PSSI yang bisa menuntaskan tanggung jawabnya hingga satu periode.
Di luar La Nyalla Mattalitti yang harus mengakhiri tugasnya sebagai ketua umum PSSI pada 2015-2016 lantaran Indonesia terkena sanksi FIFA, belum ada lagi ketua PSSI yang bertahan selama satu periode.
Edy Rahmayadi yang terpilih pada 10 November 2016 hanya bertugas sampai Januari 2019 karena harus mengisi jabatan sebagai gubernur Sumatera Utara.
Mochamad Iriawan atau Iwan Bule juga mengalami pemotongan tugas selama satu tahun. Tugas Iwan Bule yang dimulai pada November 2019 semestinya berakhir pada akhir 2023.
Akan tetapi akibat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, muncul desakan digelar Kongres Luar Biasa guna mendapatkan ketua umum dan pengurus PSSI baru.
Di luar itu Iwan Bule juga disebut-sebut ingin mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Barat.
Ketua umum PSSI yang gagal fokus pada tugasnya bukan satu-satunya penyebab sepak bola Indonesia tidak maju-maju. Tetapi bisa dianggap sebagai faktor terbesar.
Seandainya saja ketua umum PSSI bisa fokus pada tugasnya, maka urusan Liga Indonesia yang masih amburadul, pembinaan yang tidak konsisten, dan Timnas Indonesia yang masih puasa gelar bisa dibereskan dengan baik lewat program-program yang terencana.
Maka dari itu penting dari pemilik suara guna mendorong calon ketua umum PSSI yang tidak memiliki tujuan politik ke depannya.
Sejauh ini sudah terbukti, berbagai latar belakang ketua umum PSSI: mulai dari politikus (Nurdin Halid), mantan pemain (Djohar Arifin), Edy Rahmayadi (TNI), hingga Iwan Bule (polisi) tidak juga mengangkat prestasi sepak bola Indonesia.
Dorong juga sosok yang terbukti memiliki kemampuan mengatur, terutama yang berkaitan dengan sepak bola, yang baik.
Sepak bola Indonesia ini terkait dengan baik hal, mulai dari Pemerintah hingga ke kepolisian. Tanpa kemampuan lobi atau manajerial yang baik, program atau agenda PSSI sulit berjalan mulus, dikutip dari CNN Indonesia.com.
Komentar
Berita Lainnya
Tragedi Kanjuruhan, Saat Penempatan Polisi dan Tentara di Stadion Dinilai Tak Relevan Olahraga
Kamis, 6 Oktober 2022 13:20:57 WIB
Jadwal Timnas U17 Indonesia Vs Palestina di Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Olahraga
Jumat, 7 Oktober 2022 16:20:58 WIB
Lionel Messi: "Qatar Akan Jadi Piala Dunia Terakhir Saya" Olahraga
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:33:54 WIB
PSSI Temui FIFA-AFC: Komitmen Satgas Transformasi, hingga Timeline Agenda Selanjutnya Olahraga
Kamis, 13 Oktober 2022 16:9:38 WIB
Shenzhen FC Klub Liga Super China akan Memainkan Pertandingan Kandang di Foshan Olahraga
Jumat, 14 Oktober 2022 21:50:11 WIB
Temuan TGIPF akan disampaikan Kepada Presiden FIFA Olahraga
Jumat, 14 Oktober 2022 23:21:2 WIB
Iwan Bule Dipaksa Mundur, Efek Panas KLB, dan Nasib Timnas Olahraga
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:54:41 WIB
Wang Xiyu mencapai semifinal Cluj Napoca Open Olahraga
Sabtu, 15 Oktober 2022 19:3:13 WIB
Roundup CBA: Royal Fighters keluar dari tekanan dari Xinjiang, Shenzhen kalahkan Guangdong Olahraga
Minggu, 16 Oktober 2022 8:5:19 WIB
Pemerintah Pastikan Tak Campur Tangan dalam Proses Reformasi PSSI Olahraga
Minggu, 16 Oktober 2022 18:30:25 WIB
Karim Benzema Raih Ballon d'Or 2022, Manchester City Klub Terbaik Olahraga
Selasa, 18 Oktober 2022 10:58:58 WIB
Jokowi Sambut Presiden FIFA di Istana Merdeka Olahraga
Selasa, 18 Oktober 2022 13:40:25 WIB
Super 'Zhuper' bertekad untuk melupakan cederanya Olahraga
Rabu, 19 Oktober 2022 8:42:56 WIB
FIFA Pastikan Piala Dunia U-20 2023 Tetap Digelar di Indonesia Olahraga
Rabu, 19 Oktober 2022 9:57:41 WIB
Kiprah Timnas Amputasi Indonesia di Ajang AFWC 2022 Olahraga
Kamis, 20 Oktober 2022 12:14:25 WIB