Sabtu, 30 Oktober 2021 0:32:4 WIB

Epidemiolog Khawatir Mobilitas Naik Picu Perburukan Kondisi Pandemi RI
Tiongkok

Agsan

banner

Ilustrasi mobilitas warga (Foto: Andhika Prasetya)

Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mewanti-wanti meningkatnya mobilitas warga bisa memicu lonjakan kasus Corona. Dicky meminta warga untuk menahan diri dan mendorong pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi.
"Peningkatan mobilitas ini sangat berkorelasi erat dengan potensi perburukan situasi ketika cakupan vaksinasi lengkap masih rendah, bahkan berbicara konteks negara yang saat ini meledak di bawah 80 persen itu rawan, apalagi situasi kita bukan di bawah 80 tetapi di bawah 50, apalagi berbicara lengkap, nah ini yang harus disadari," kata Dicky kepada wartawan, Jumat (29/10/2021).

"Bahkan dengan vaksinasi di bawah 80 persen, pelonggaran dilakukan terlalu awal, tergesa-gesa, ini menjadi peledakan, pelajaran di Singapura," lanjutnya.

Dicky menyebut kesadaran masyarakat harus ditingkatkan untuk mencegah penularan Corona. Dia meminta warga untuk menahan diri.

"Nah oleh karena itu, aktivitas ini harus jadi kesadaran kita semua. Karena virus ini nggak menyebar sendiri, virus ini bukan terbang sana sini, dibawa manusia, dia itu efektif dalam jarak yang dekat, relatif dekat dalam efektivitasnya itu dalam radius orang itu beraktivitas keseharian, dan semakin dia aktif ke sana sini dan semakin abai, semakin besar potensi virus ini menyebar," kata dia.

Cakupan vaksinasi di Indonesia saat ini, kata Dicky, masih belum merata. Dia menyoroti vaksinasi di daerah masih rendah.

"Apalagi situasi kita, banyak daerah kita capaian vaksinasinya belum di atas 80 persen, kalau sudah di atas 80 persen, atau 85 persen ke atas udah relatif lebih kecil risikonya, ini kan belum. Sehingga upaya untuk membatasi mobilitasnya perlu dilakukan," ujar Dicky.

Dicky mendorong agar masyarakat diberikan literasi mengenai kesadaran protokol kesehatan dan menahan diri. Memerangi pandemi corona, sebut Dicky, harus ada kerja sama semua pihak.

"Antara lain bagaimana, sebetulnya harus dimulai dari literasi, kesadaran masing-masing diri untuk menyadari bahwa kita betul-betul esensial aja, rumah-kantor, kita harus kerja. Kemudian ke mal ke tempat lain kalau memang betul-betul perlu, jadi bukan mau tiap hari, nggak seperti itu lagi, jangan seperti dulu saat ini, ini yang bisa ngerem ya masing-masing, nggak mungkin pemerintah aja, ini sebagaimana pun tetap bocor, jadi literasi menjadi kunci," ujar Dicky.

Salah satu cara untuk meningkatkan literasi itu, menurut Dicky, dengan meningkat kontrol dari berbagai elemen masyarakat. Seperti kontrol terhadap kantor bagi karyawannya hingga kontrol di keluarga.

"Bagaimana meningkatkan literasi, ya satu adalah kontrol, kedua ada penerapan budaya baru yang dimulai dari kantor, rumah, oleh kepada keluarga, juga terus tidak bosan-bosannya melibatkan tokoh masyarakat dan agama dalam merubah perilaku ini, juga dalam situasi saat ini kita sama-sama menahan diri dulu, terutama menyambut tahun baru, natal," sebut dia.

 https://news.detik.com/berita/d-5789007/epidemiolog-khawatir-mobilitas-naik-picu-perburukan-kondisi-pandemi-ri.
 

Komentar

Berita Lainnya