JAKARTA, Bharata Online - Agresi militer dan ketegangan di Gaza Palestina saat ini mulai mereda. Hamas dan Israel telah melakukan kesepakatan gencatan senjata.
Perang yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 ini, telah menghancur leburkan gaza hingga sebagian besar wilayahnya nampak tinggal puing-puing sisa reruntuhan bangunan.
Tak hanya itu, luka kemanusiaan juga cukup membekas. Ratusan ribu warga sipil Gaza termasuk anak-anak dan perempuan gugur selama serangan berlangsung.
Sementara blokade yang diberlakukan Israel membuat mereka yang hidup kesulitan mendapatkan bantuan kemanusiaan dari dunia luar. Gaza terisolir. Jangankan akses untuk kesehatan, untuk makan dan minum pun mereka kesulitan. Selama konflik berlangsung, setiap menit hidup mereka dibayangi kematian dan penderitaan.
Namun, mari kita sejenak menepi dari konflik Israel dan Palestina terutama soal jalur Gaza.
Kali ini kita akan menengok asal usul orang Palestina.
Apakah garis keturunan mereka adalah satu-satunya hal yang membuat mereka dianggap tak berhak atas tanah tersebut? Jika argumen tidak logis itu alasannya, maka mari simak artikel berikut:
Dalam artikel Kompas.id, edisi 20 Desember 2017 disebutkan, bahwa asal-usul orang-orang Palestina dan Israel atau Yahudi ternyata berasal dari satu leluhur yang sama.
Lantas, bagaimana riset genetik menunjukkan warga Yahudi-Israel dan Palestina ini bersaudara?
Ahli imunologi asal Spanyol, Antonio Arnaiz-Villena dalam studinya menunjukan bahwa perseteruan Israel dan Palestina berakar pada perbedaan budaya dan agama, namun bukan dari genetik atau asal-usul leluhur yang ternyata keduanya memiliki akar yang sama.
Profesor genetika dari Complutense University-Madrid dalam risetnya mencoba menelisik keberadaan variasi gen dan tipe humanleukocyte antigen (HLA) pada orang-orang Palestina.
Selanjutnya, Antonio membandingkan HLA orang Palestina dengan berbagai populasi lain di dunia, termasuk Yahudi.
Untuk diketahui, gen HLA dalam berbagai studi genetika, selama ini digunakan untuk meneliti hubungan populasi dan asal-usul geografis.
Hasil studi Antonio pun menunjukkan, baik orangPalestina maupun Yahudi berasal dari leluhur yang sama.
Mereka adalah orang-orang Kan'an (Canaanities) yang hidup di daerah yang kini diklaim Palestina dan Israel , sejak 3.000 tahun yang lalu.
Pada perjalanannya, leluhur mereka, orang-orang Kan'an kemudian berbaur dengan Mesir, Mesopotamia dan orang-orang Anatolia secara intensif.
Studi genetik orang Yahudi dan Palestina ini awalnya dipublikasikan di jurnal Human Immunology pada tahun 2001. Akan tetapi, publikasi riset tersebut dicabut penerbitnya karena dinilai memicu banyak komplain akibat konsekuensi politik.
Pasalnya, kalangan Israel ingin mengingkari Palestina sebagai saudara dan memiliki hal yang sama atas tanah yang diperebutkan keduanya.
Kendati studi Atonio Arnaiz-Villena harus ditarik dari publikasi, namun studi-studi genetik selanjutnya bermunculan dan menguatkan kesimpulan Antonio tentang asal-usul leluhur orang Yahudii-Israel dan Palestina.
Salah satunya studi tahun 2010 yang dilakukan Harry Ostrer, seorang profesor pediatrik dan patologi dari Albert Einstein College of Medicine, New York.
Ostrer, dalam studinya telah menemukan kaitan asal usul genetik orang Yahudi dengan Palestina, bahkan bukan hanya dari populasi Israel tetapi di antara populasi Arab di Timur Tengah.
Studi Ostrer bertajuk 'Abraham's Children in the Genome Era' yang dipublikasikan di The American Journal of Human Genetics dilakukan dengan menganalisis data 652.000 sampel genetik dari 237 individu terpisah dari tujuh populasi Yahudiyang berada di Iral, Irak, Suriah, Turki, Italia, Ashkenazi dan Mesir.
Selanjutnya ia membandingkan sequence DNA tersebut dengan sampel genetik dari non-Yahudi dari The Human Genome Diversity Project atau bank data gen manusia.
Hasil riset genetik ini pun menunjukkan, dari 7 populasi Yahudi yang diamati, ditemukan bahwa mereka memiliki asal yang sama, yang kemudian terbagi menjadi dua cabang pada sekitar 2.500 tahun lalu.
Apabila dilacak jejaknya lebih jauh, maka kedua kelompok populasi Yahudi ini memiliki akar leluhur yang sama dengan orang Timur Tengah dan Eropa Selatan.
Kelompok terdekat leluhur orang Yahudi di Timur Tengah, di antaranya orang Druze, Bedouin, dan Palestina. {Tribunnews]