Ras Al Khaimah, Bharata Online - Museum Ras Al Khaimah di Uni Emirat Arab (UEA) memamerkan hubungan perdagangan dan budaya selama berabad-abad antara Teluk dan Tiongkok, sebagai bagian dari kerja sama dengan Museum Istana di Beijing.

Tembikar berusia ratusan tahun itu dipamerkan di kota UEA tersebut. Barang-barang ini pernah melintasi Jalur Sutra Maritim dari Tiongkok ke Julfar, nama lama Ras Al Khaimah.

Di antara barang-barang yang paling berharga adalah celedon -- sejenis tembikar batu berglasir halus yang dihargai karena warnanya yang seperti batu giok. Barang-barang ini berasal dari tungku pembakaran terkenal di provinsi Fujian, Tiongkok barat daya.

Menurut para ahli di UEA, tembikar ini menceritakan kisah perdagangan, diplomasi, dan pertukaran budaya, yang menunjukkan hubungan historis yang mendalam antara Tiongkok dan Teluk Arab.

"Penemuan ini juga menyoroti hubungan budaya dan perdagangan yang telah lama terjalin antara Tiongkok dan Ras Al Khaimah melalui jalur laut. Di dunia Islam, barang-barang Tiongkok semacam itu beredar sebagai barang mewah yang bernilai, dan di Julfar, hal ini menjadi bukti nyata bahwa pelabuhan tersebut terintegrasi ke dalam jaringan perdagangan dan budaya jarak jauh," ujar Hala Shankour, Direktur Departemen Arkeologi di Departemen Purbakala dan Museum di Ras Al Khaimah.

Banyak artefak sebelumnya dipamerkan di Museum Istana di Beijing, yang sedang merayakan hari jadinya yang ke-100. Pameran ini merupakan bagian dari pertukaran budaya yang berkelanjutan antara Museum Ras Al Khaimah dan Museum Istana.

"Pameran ini mencerminkan tradisi panjang Museum Istana dalam menyelenggarakan pameran internasional yang kolaboratif, untuk memamerkan warisan dunia dan memperkuat ikatan budaya. Melalui pameran semacam ini, kami juga mempersembahkan kepada dunia kekayaan hubungan jangka panjang dan hubungan historis antara para pedagang di Ras Al Khaimah dan Tiongkok di kedua wilayah," ujar Ahmad Obaid Alteneiji, Direktur Jenderal Departemen Purbakala dan Museum di Ras Al Khaimah.

Para arkeolog Tiongkok dan lokal di UEA telah menemukan sekitar 20.000 pecahan keramik dan tembikar yang berasal dari Dinasti Yuan Tiongkok (1271-1368). Tembikar seladon pernah dianggap sebagai puncak keanggunan di seluruh Asia dan sekitarnya.

Kolaborasi museum untuk memamerkan artefak ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman antar-masyarakat dan mendorong masa depan bersama yang dibangun di atas rasa saling menghormati dan pembelajaran berkelanjutan.