Kamis, 1 Juli 2021 9:9:34 WIB

Dukcapil Jawab Tretan Muslim soal Urus KTP Ribet, Ungkap Kendala Sebenarnya
Tiongkok

Angga Mardiansyah

banner

Tretan Muslim (Instagram Tretan Muslim)

Cuitan komika Tretan Muslim soal betapa sulitnya membuat KTP ramai diperbincangkan. Ditjen Dukcapil Kemendagri merasa dirundung Tretan Muslim dan membandingkan layanannya dengan perbankan.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan petugas pelayanan Dukcapil harus supersabar. Meskipun begitu, dia mengaku masih kerap dirisak. Dia membandingkan pelayanan Dukcapil dengan layanan perbankan.

"Jadi petugas layanan Dukcapil harus super-duper-sabar. Sudah layanannya full gratis, masih dirisak netizen pula. Bandingkan dengan layanan di perbankan, semuanya serba berbayar tapi masyarakat malah hepi," kata Dirjen Dukcapil Zudan Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/7/2021).

Zudan mengibaratkan upaya memenuhi harapan masyarakat itu seperti mengisi air yang tidak pernah penuh di gelas. Menurutnya, berapa pun volume gelas diisi, airnya tak pernah penuh karena gelasnya bertambah tinggi.

"Harapan masyarakat terhadap layanan Dukcapil terus meningkat. Dulu layanan adminduk itu berbayar, sekarang diberikan gratis. Dulu layanan adminduk hanya di kantor Dinas Dukcapil. Sekarang layanan diberikan jemput bola langsung mendekati masyarakat yang membutuhkan. Bahkan bisa diajukan dari rumah secara online sehingga warga bisa mencetak sendiri dokumennya dengan kertas HVS biasa," tutur Zudan.

Dia mengatakan bahwa stok sabar petugas Dukcapil melimpah. Dia mengaitkan ini dengan keluhan Tretan Muslim di Twitter.

"Contoh konkret yang menggambarkan betapa melimpahnya stok pil sabar petugas Dukcapil, adalah ketika menghadapi rundungan komika @TretanMuslim yang terus nyinyir," ungkapnya,

Zudan menjelaskan Tretan lahir di Bangkalan, Madura, dan kini tinggal di Tangerang Selatan. Tretan memiliki nama asli Aditya Muslim.

Dalam database Dukcapil, nama Aditya Muslim tercatat data kependudukannya sejak 2010, dan update data terakhir dan dicetak menjadi KTP-el pada 2013.

Penjelasan Dukcapil Tangsel

Sementara itu, Kadis Dukcapil Kota Tangerang Selatan Dedi Budiawan memaparkan kesulitan yang dihadapi @TretanMuslim hanya lantaran tidak mau baca SOP (standard operating procedure).

"Mau daftar online di web pakai HP atau PC nggak bisa jika browser-nya bukan Mozila Firefox, cuma itu. Ratusan yang kesulitan karena nggak tahu dan nggak mau baca SOP, tapi mau bertanya. Begitu kami hubungi dan beri tahu, semua beres, lancar. Pakailah browser-nya Mozila Firefox," ujar Debu.

Debu menjelaskan pihaknya sudah menghubungi @TretanMuslim via direct message (DM), namun yang bersangkutan belum juga menjawab.

"Kami jelaskan secara normatif saja bahwa segala sesuatu ada SOP-nya. Jika ada kesulitan, web kami 24 jam dalam 7 hari nonstop siap terima pengaduan," kata Debu.

Kembali ke penjelasan Zudan. Zudan akhirnya turut menengahi meskipun merasa anak buahnya dirisak. Zudan memerintahkan agar KTP Tretan segera dicetak dan diserahkan kepada yang bersangkutan. Menurutnya, memberi layanan yang membahagiakan masyarakat adalah kredo yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

"Semua datanya sudah ada, tolong segera dicetak," kata Zudan.

Namun Zudan juga merespons tanggapan Tretan yang masih merisak Dukcapil meskipun KTP-nya sudah dicetak.

"Begitulah, petugas Dukcapil dengan kesabaran tingkat dewa terus mengisi gelas yang airnya tak pernah penuh, karena gelasnya bertambah tinggi," pungkasnya.

 

Keluhan Tretan Muslim

Sebelumnya, dalam cuitannya, Tretan Muslim mengaku bingung mengapa harus ada fotokopi berkas jika nantinya semua data akan diinput via daring.

"Sebenernya saya nggak ada masalah dengan negeri ini. Tapi begitu ngurus KTP baru, suruh fotocopy ini itu, bolak balik, pas dateng suruh daftar online, pas online websitenya SAMPAH," katanya di Twitter belum lama ini.

Merasa kesulitan dengan yang dialaminya, Tretan Muslim berusaha mencari informasi. Ia kemudian menghubungi call center, tapi tidak ada jawaban.

"Call centre ditelepon nggak ada yang angkat, ya ada yang salah dengan negeri ini, lebih baik dukcapil kasih ke Microsoft," tutur Tretan Muslim.

Oleh karena kejadian itu, pria 30 tahun ini tidak heran jika banyak orang menggunakan jasa calo karena akan mempersingkat waktu.

Menurutnya, jika calo bisa memberikan kemudahan, maka sebaiknya mereka yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil karena lebih sigap.

Beruntung, kini Tretan Muslim sudah mendapatkan KTP yang diurusnya itu.

"Alhamdulillah prosesnya cepat dan tidak ribet, jadi kalo ada yg blg birokrasi di Indonesia ribet itu adalah fitnah. Proses KTP saya cepat ini krn memang disini serba mudah, bukan krn akun saya verified," tulisnya di Instagram.detiknews

Komentar

Berita Lainnya