Jumat, 6 Januari 2023 11:4:57 WIB

Kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif
Tiongkok

Endro

banner

USS Chung-Hoon melewati USS Arizona Memorial, selama upacara untuk memperingati 73 tahun penyerangan Pearl Harbor di Perang Dunia II, di Monumen Nasional Pasifik di Honolulu, Hawaii, 7 Desember 2014. REUTERS/Hugh Foto Gentry/File

WASHINGTON, Radio Bharata Online – Sebuah kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif pada hari Kamis, sebagai bagian dari apa yang disebut militer AS sebagai aktivitas rutin.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, telah berlayar melalui selat itu, memicu kemarahan Tiongkok.

Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke Chung-Hoon melakukan transit.

Menurut pernyataan militer itu, transitnya Chung-Hoon melalui Selat Taiwan itu, menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kedutaan Tiongkok di Washington, Liu Pengyu mengatakan, Tiongkok dengan tegas menentang langkah tersebut, dan mendesak Amerika Serikat untuk segera berhenti memprovokasi masalah, dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Pengyu mengatakan, kapal perang AS sering melenturkan otot atas nama kebebasan navigasi.   Menurutnya, ini bukan tentang menjaga wilayah bebas dan terbuka.  Tiongkok akan terus waspada, dan siap menanggapi semua ancaman dan provokasi kapan saja, dan akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya.

Seorang juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan, pihaknya mengorganisir pasukan untuk memantau dan menjaga transit kapal, dan semua gerakan berada di bawah kendali.

Sementara Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, kapal itu berlayar ke arah utara melalui selat, bahwa pasukannya telah memantau jalurnya dan tidak mengamati sesuatu yang luar biasa.

Tiongkok tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Tetapi Taiwan bersumpah untuk membela diri jika diserang, seraya mengatakan bahwa klaim kedaulatan Beijing tidak berlaku, karena Republik Rakyat Tiongkok tidak pernah memerintah pulau itu. (Reuters)

Komentar

Berita Lainnya