Senin, 17 Januari 2022 5:30:0 WIB

Utang Luar Negeri RI Turun ke US$416,4 M per November 2021
Tiongkok

Dewi Kinar Lestari

banner

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia merosot ke US$416,4 miliar per akhir November 2021. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Utang luar negeri (ULN) Indonesia tercatat US$416,4 miliar pada akhir November 2021. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, US$422,3 miliar.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan sektor swasta.

"Secara tahunan, posisi ULN November 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen year-over-year (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen (yoy)," ungkapnya melalui keterangan resmi, Senin (17/1).

Jika dirinci posisi ULN pemerintah November 2021 sebesar US$202,1 miliar. Itu lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$204,9 miliar.

Hal tersebut juga menyebabkan ULN pemerintah terkontraksi 0,7 persen (yoy), setelah tumbuh 2,5 persen (yoy) pada bulan Oktober 2021.

Erwin menjelaskan penurunan posisi ULN Pemerintah terutama disebabkan penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Hal itu seiring sentimen global yang kembali mendorong tren peningkatan imbal hasil surat utang AS (US Treasury) usai Federal Open Market Committee (FOMC) meeting.

Ia mengatakan dukungan ULN pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga November 2021 antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen dari total ULN Pemerintah).

Kemudian, dukungan juga mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,3 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor konstruksi (15,5 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,0 persen).

"Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN Pemerintah," imbuh Erwin.

Lebih lanjut, ia mengatakan penurunan juga terjadi pada ULN swasta. Posisi ULN swasta tercatat sebesar US$205,2 miliar pada November 2021, menurun dari US$208,3 miliar pada Oktober 2021.

Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,0 persen (yoy) pada November 2021, lebih dalam dibandingkan kontraksi 1,0 persen (yoy) pada periode sebelumnya.

Erwin menilai perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan korporasi bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations).

Dengan kontraksi masing-masing sebesar 5,4 persen (yoy) dan 1,0 persen (yoy) sejalan dengan pelunasan ULN yang jatuh tempo selama periode November 2021.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,4 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,7 persen terhadap total ULN swasta," ujar Erwin.

Ia menambahkan ULN Indonesia pada November 2021 tetap terkendali. Itu tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 35,5 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,1 persen.

"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89 persen dari total ULN," tandasnya.

Komentar

Berita Lainnya