Jumat, 6 Januari 2023 11:25:3 WIB
Awasi Ketat Impor Beras BPS Catat Terjadi Surplus Beras sekitar 17 Juta Ton pada 2022
Indonesia
Endro

Anggota Komisi III DPR RI Moh. Rano Alfath. Foto: Dok/Man
JAKARTA, Radio Bharata Online - DPR RI mempertanyakan adanya keterlibatan mafia beras dalam kebijakan impor beras sebanyak ratusan ribu ton oleh pemerintah pada akhir Desember lalu. Karena itu, diperlukan adanya keterlibatan aparat penegak hukum, untuk mengawasi maupun menginvestigasi dugaan permainan mafia pangan tersebut.
Anggota Komisi III DPR RI, Moh. Rano Alfath menegaskan, kebijakan impor beras ini sedang ramai disoroti masyarakat. Untuk itu, dirinya meminta aparat penegak hukum, baik Polri maupun Kejaksaan untuk turun tangan meningkatkan pengawasan.
Dikutip dari laman resmi DPR RI, Kamis (5/1), Rano mengatakan, negara tidak main-main soal ketahanan pangan, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, negara perlu belajar dari berbagai macam kebijakan impor pangan yang berujung pada tindak pidana, seperti mafia minyak goreng dan kasus impor garam. Sebab, masyarakat dan petani menjadi korban utama dalam kasus mafia pangan ini.
Sebelumnya, pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras demi memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang ditargetkan sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2022. Dengan tambahan beras impor tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan selama Januari-Februari 2023, yang secara kalkulasi neracanya masih defisit.
Sementara itu, pengamat bidang pertanian Prof Pantjar Simatupang menegaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) harus dipercaya, bahwa Indonesia berhasil mewujudkan surplus beras 2022. Menurutnya, BPS adalah satu-satunya otoritas data statistik.
Pantjar mengatakan, dari laporan BPS, produksi beras tanah air pada 2022, justru mengalami surplus lebih kurang 1,7 juta ton.
Dia menjelaskan setiap tahun, BPS merilis kinerja produksi padi dan beras nasional dan sejak 2018, dan hasilnya selalu surplus beras.
Lebih jauh, Pantjar mengatakan program peningkatan produksi padi dan beras adalah program Presiden Jokowi, yang ada di Nawacita. Dengan demikian, seharusnya pembantu-pembantunya saling dukung dan melengkapi, bukan saling tidak percaya. (DPRRI)
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
