Sabtu, 4 September 2021 2:24:59 WIB
JK: Ekonomi Afghanistan Hancur jika Taliban Tak Berubah
Tiongkok
Dewi Kinar Lestari
Jusuf Kalla (kiri) saat bertemu dengan kepala biro politik Taliban, Mullah Baradar. (Dok. Istimewa)
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini konflik di Afganistan akan terus berlanjut jika Taliban tetap memimpin dengan gaya yang eksklusif atau tertutup seperti 20 tahun lalu.
JK, sapaan akrabnya, menilai pemerintahan tertutup akan merugikan Taliban. Ia menyebut penolakan terhadap Taliban akan kembali menguat jika hal itu terjadi.
"Mudah-mudahan mereka berubah. Kalau dia tidak berubah, maka ekonominya hancur sendiri. Kalau ekonominya hancur sendiri, pemerintah tidak berjalan, timbul lagi anti-Taliban akan bergerak, maka berlanjut terus konflik ini," kata JK dalam webinar yang digelar Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC), Jumat (3/9).
JK melanjutkan, hanya tiga negara yang akan mengakui Afghanistan jika Taliban tetap tertutup. Tiga negara itu adalah Arab Saudi, Uni Emirate Arab, dan Pakistan.
Menurut JK, keadaan itu akan menghambat investasi masuk ke Afghanistan. Dengan begitu, Afghanistan tak punya modal untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan.
"Masalah ekonomi. Dia (Afghanistan) kaya, tapi tidak ada yang mengolahnya," tutur JK.
Sebelumnya, Afghanistan bergejolak setelah Amerika Serikat menarik seluruh pasukan. Taliban pun kembali menguasai tampuk pemerintahan setelah 20 tahun terasingkan.
Setelah Taliban menduduki Kabul, banyak negara memulangkan warga negaranya, termasuk Indonesia. Banyak negara juga meragukan kepemimpinan Taliban karena catatan sejarah.
Meski begitu, Taliban mengklaim mereka akan berubah. Taliban menjamin akan menjalankan pemerintahan dengan lebih terbuka.
"Saya berpikir tentang pemerintahan inklusif di Afghanistan, ini adalah tuntutan dan keinginan serta keamanan seluruh penduduk Afghanistan," ucap Juru Bicara Taliban Shuhail Shaheen dalam keterangan pers, dilansir Associated Press, Senin (16/8).
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB
Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB
Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB
Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB
Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB
Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB
Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB
Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB
Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB
Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB
Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB
Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB
Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB
Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB