Rabu, 12 Februari 2025 10:47:21 WIB

PLA Memantau Transit Pertama Kapal AS Di Selat Taiwan Pada Tahun 2025
Tiongkok

Endro

banner

Pemandangan Selat Taiwan terlihat dari pelabuhan Xiamen, di Provinsi Fujian, Tiongkok Timur. Foto: IC

XIAMEN, Radio Bharata Online - Pada Rabu dini hari pukul 01:52, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), merilis pernyataan dari juru bicaranya mengenai transit kapal AS melalui Selat Taiwan. 

Kepada Global Times, seorang pakar militer mengatakan bahwa ini adalah transit pertama kapal AS yang dilaporkan ke publik, di Selat Taiwan pada tahun 2025. Tidak seperti transit sebelumnya, yang biasanya dimulai dan berakhir pada hari yang sama, operasi ini berlangsung dari Senin hingga Rabu, menandai durasi yang lebih lama. 

Komando Teater Timur PLA bergerak lebih proaktif dalam merilis informasi tentang transit kapal AS di Selat Taiwan.

Dari Senin hingga Rabu, kapal perusak AS, USS Ralph Johnson dan kapal survei oseanografi, USNS Bowditch, melintasi Selat Taiwan.  

Kapten Senior Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur PLA, pada hari Rabu mengatakan, Komando Teater Timur PLA mengerahkan angkatan laut dan udara untuk memantau seluruh lintasan kapal AS, menanggapi dan mengelola situasi secara efektif.

Kapten Li menegaskan, tindakan AS tersebut mengirimkan sinyal yang salah dan meningkatkan risiko keamanan.  Komando Teater Timur tetap dalam waspada tinggi, dengan tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional, serta perdamaian dan stabilitas regional.

Ini adalah pertama kalinya dalam insiden yang dilaporkan ke publik, bahwa kapal angkatan laut AS melintasi Selat Taiwan pada tahun 2025, dan cara transit mereka menunjukkan adanya "perubahan baru."

Pakar militer Tiongkok Zhang Junshe mengatakan, operasi AS kali ini dilakukan oleh kapal perusak yang disertai oleh kapal survei oseanografi.  Padahal sebelumnya, kapal-kapal AS yang melintasi Selat Taiwan juga muncul berpasangan seperti dua kapal perusak sekaligus.  Tetapi ini adalah pertama kalinya kapal survei diikkutkan berpartisipasi dalam operasi semacam itu.

Namun apa pun trik baru yang dimainkan militer AS, tindakannya mengirimkan sinyal yang salah kepada "pasukan separatis Taiwan", dan upaya ini dipastikan tidak akan berhasil. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya