Rabu, 13 Agustus 2025 11:19:25 WIB

Danau Erhai Bangkit dari Polusi menuju Kemakmuran selama Dekade Terakhir

Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

Yunnan, Radio Bharata Online - Danau Erhai di Provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok, telah mengalami transformasi dramatis selama dekade terakhir, muncul sebagai simbol kebangkitan ekologi dan kemakmuran pedesaan. Namun, danau ini pernah tercekik oleh polusi dan bau busuk, memaksa banyak penduduk desa yang telah lama tinggal di sana untuk meninggalkan pantai tempat mereka dilahirkan.

Danau air tawar pegunungan Alpen ini, yang berada di ketinggian 1.972 meter di atas permukaan laut dan mencakup luas 252 km persegi, merupakan salah satu danau dataran tinggi terbesar di provinsi tersebut.

Dikenal sebagai "danau induk" oleh penduduk lokal Prefektur Otonomi Dali Bai, danau berbentuk telinga ini mengalami degradasi parah sejak tahun 1980-an akibat pembangunan yang tidak terkendali.

Menurut penduduk desa Gusheng, penggunaan pupuk yang berlebihan dan pembuangan langsung limbah domestik yang tidak diolah adalah penyebab utamanya. Bau busuk membuat hidup di tepi pantai tak tertahankan dan memancing pun menjadi masa lalu, kenang mereka.

Titik balik terjadi pada Januari 2015, ketika Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang juga Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT), mengunjungi danau itu dalam sebuah tur inspeksi ke provinsi tersebut.

Saat mengunjungi sebuah desa di dekat Danau Erhai, Xi berpesan kepada penduduk desa bahwa lingkungan tidak boleh dirusak demi pertumbuhan ekonomi.

Ia mengimbau warga dan pemerintah daerah untuk melindungi keindahan alam ini, menekankan bahwa ini adalah "tugas jangka panjang (dan) pekerjaan masih jauh dari selesai".

"Saya berfoto bersama dengan Sekretaris Partai dan Gubernur Yunnan di tepi Danau Erhai, saya memberi tahu mereka bahwa saya berharap airnya akan lebih jernih ketika saya kembali untuk berfoto lagi dalam beberapa tahun -- dan jika tidak, saya akan mencari mereka," kata Xi saat berbicara dengan penduduk setempat selama tur inspeksi.

Akhir tahun itu, Dali meluncurkan kampanye intensif untuk memulihkan ekosistem danau. Dua puluh instalasi pengolahan air limbah dan lebih dari 5.700 kilometer pipa pembuangan limbah dibangun, menciptakan jaringan di seluruh cekungan untuk pengumpulan dan pengolahan air limbah rumah tangga.

Koridor ekologi sepanjang 129 km kini mengelilingi danau, berfungsi sebagai penyangga hijau. Para pejabat setempat mengatakan bahwa kesadaran publik tentang lingkungan telah meningkat secara signifikan.

"Perubahan terbesarnya adalah masyarakat kini memandang perlindungan Erhai sebagai urusan mereka sendiri, sesuatu yang tidak dapat dikompromikan," ujar He Qiaokun, Sekretaris Partai Desa Gusheng.

Pada tahun 2019, Universitas Pertanian Tiongkok meluncurkan sebuah program, yang dikenal sebagai "halaman belakang sains dan teknologi", yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah praktis dalam pengembangan pertanian dan pedesaan, melatih talenta pertanian tingkat tinggi, dan melayani modernisasi pedesaan dan pertanian.

Pada bulan Februari 2022, inisiatif ini diperluas ke Desa Gusheng, membangun halaman belakang sains dan teknologi pertama di negara ini yang didedikasikan untuk mengekang limpasan pertanian di cekungan danau.

"Pertanian sangat berkaitan dengan ekologi. Dari Gunung Cangshan hingga Danau Erhai, jaraknya hanya lima kilometer dalam garis lurus. Setelah hujan lebat, polutan dapat tersapu ke danau dalam waktu singkat. Tantangan kami adalah melindungi lingkungan tanpa mengurangi hasil panen atau pendapatan petani. Ini tantangan yang sulit. Tujuan kami adalah mengurangi aliran polutan sebesar 10 persen," jelas Jin Kemo, yang memimpin proyek dari universitas tersebut.

Pada Mei 2023, Xi membalas surat dari mahasiswa yang berpartisipasi dalam program tersebut. Dalam suratnya, ia mendorong para mahasiswa untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi revitalisasi pedesaan. Xi mengaku senang mengetahui bahwa para mahasiswa terjun langsung ke ladang dan desa untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat dan menimba ilmu melalui pengabdian kepada revitalisasi pedesaan.

"(Surat dari Sekretaris Jenderal) sungguh merupakan apresiasi atas apa yang telah kami lakukan. Surat ini telah memperdalam rasa misi kami. Kami sekarang memiliki 16 halaman belakang seperti itu dan akan terus memperluas program ini di seluruh wilayah sungai," ungkap Jin.

Saat ini, semua 27 sungai utama yang mengalir ke Erhai memenuhi standar kualitas air tertinggi, dan tingkat kejernihan danau melebihi dua meter.

Tanaman air yang pernah punah, yang dikenal secara lokal sebagai bunga selada laut, telah kembali. Selain itu, pemulihan ekologi juga memberikan manfaat ekonomi.

Pada tahun 2024, Dali mencatat 110 juta kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ketika Erhai berkembang, Dali pun berkembang. Banyak penduduk desa telah mengelola wisma dan hostel, dan perubahan besar telah terjadi di lingkungan tempat tinggal kami. Inilah kehidupan dan lingkungan yang kami impikan. Kami merasa sangat bahagia," kata He Qiaokun.

Bagi He Licheng, seorang warga Desa Gusheng, tanggung jawab di pundaknya semakin berat.

"Dulu kami hanya mengambil dari Erhai. Sekarang kami melindunginya. Kehidupan baik yang kami nikmati saat ini adalah anugerah danau ini bagi kami. 'Air yang jernih dan pegunungan yang rimbun adalah aset yang tak ternilai.' Kami benar-benar memahaminya sekarang. Dan kami akan terus menceritakan kisah perlindungan Erhai, semakin baik," ujar He.

Komentar