Sabtu, 23 Maret 2024 10:36:12 WIB

Misteri Sesar Aktif di Laut Jawa pemicu Gempa Bawean
Indonesia

Endro

banner

Ilustrasi. Gempa Tuban atau Bawean dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa. (iStockphoto/Armastas)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Rentetan gempa yang mengguncang Tuban, Jawa Timur, pada hari Jumat, dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan di Laut Jawa. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap rentetan gempa itu disebabkan oleh sesar lokal di Laut Jawa.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat malam mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter, dua gempa bumi yang terjadi adalah jenis kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar Laut Jawa. Menurutnya, mekanisme sumber atau bentuk patahan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau mendatar.

Daryono mengatakan gempa pertama yang terjadi pukul 11.22 WIB berkekuatan Magnitudo 5,9 dengan kedalaman 10 km, dengan lokasi tepatnya di laut, 37 km arah barat Pulau Bawean.

Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan Magnitudo 6,5 dengan kedalaman 12 km, lokasi tepatnya di laut, 35 km arah barat Pulau Bawean.

Berdasarkan hasil monitor BMKG, hingga Jumat malam pukul 20.00 WIB, telah terjadi 64 kali aktivitas gempa dengan magnitudo 2,7 hingga 6,5.

Meski pusat gempa berada di dasar laut, Daryono memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Ia juga mengaku kaget dengan gempa tersebut lantaran terjadi di kawasan dengan kondisi sesar yang belum terpetakan oleh BMKG.

Pendapat yang sama disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang juga belum mengungkap nama sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi Bawean tersebut.  PVMBG menjelaskan wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran, hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan, hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya.  Selain itu, morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan, akan berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsoran, apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini.

PVMBG mengimbau agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.  Masyarakat juga diminta agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meskipun kekuatannya lebih kecil. (CNN)

Komentar

Berita Lainnya

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia

Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

banner
Pertemuan P20 di Buka Indonesia

Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

banner