Sabtu, 20 Juli 2024 10:21:21 WIB

Pakar: Harmoni dengan Alam dan Inovasi adalah Kunci Modernisasi Tiongkok
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Qu Qiang, seorang peneliti di Pusat Penelitian Sabuk dan Jalan Universitas Minzu Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Menurut seorang sarjana terkemuka Tiongkok, jalan menuju modernisasi Tiongkok berakar kuat pada prinsip koeksistensi yang harmonis antara manusia dan alam.

Qu Qiang, seorang peneliti di Pusat Penelitian Sabuk dan Jalan Universitas Minzu Tiongkok, menekankan bahwa pembangunan hijau dan rendah karbon sangat penting untuk membangun negara sosialis modern.

Ia menyoroti bahwa Tiongkok teguh dalam komitmennya untuk mendorong pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan. Dedikasi terhadap transisi hijau ini telah memacu pertumbuhan industri penting, termasuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan baterai litium, di samping kemajuan dalam digitalisasi.

Inovasi tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi dan pengelolaan teknologi hijau, tetapi juga menghasilkan penghematan energi yang substansial dalam transportasi melalui sistem cerdas dan autopilot.

"Di masa lalu, transisi hijau merupakan tonggak sejarah, sementara untuk memenuhi persyaratan itu dan menghadapi masa depan, kita memiliki industri kendaraan listrik, kita memiliki industri baterai litium. Dan juga, kita memiliki digitalisasi. Digitalisasi dan e-commerce tidak hanya membantu kita mengelola semua jenis perangkat transisi hijau ini dengan lebih cerdas, tetapi juga menghemat banyak energi untuk transportasi dan membantu kita menggunakan sistem cerdas dan autopilot sehingga kita dapat memiliki pelabuhan autopilot dan angkutan umum autopilot. Jadi, ini menghemat banyak energi bagi kita untuk membuat udara kita lebih bersih, air kita lebih bersih," ujar Qu dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN) di Beijing pada hari Jum'at (19/7).

Ia mencatat bahwa dengan mengekspor teknologi itu, Tiongkok tidak hanya akan mengurangi emisi karbonnya sendiri, tetapi juga membantu negara-negara lain dalam mencapai transisi energi mereka.

"Kita hidup di dunia yang utuh, di seluruh dunia, jadi kita mungkin ingin memanfaatkan teknologi ini. Jadi, kita mungkin ingin agar semua orang memiliki gaya hidup yang lebih hijau. Terutama mengingat negara-negara Selatan-Selatan, hijau bukan hanya masalah lingkungan tetapi juga masalah ekonomi. Mereka tidak memiliki kemewahan untuk memiliki lebih banyak minyak dan gas. Di mana mereka menemukan energi dengan biaya yang lebih rendah dan keberlanjutan? Saya pikir ini adalah solusinya, dan ini adalah kunci yang dapat kita berikan kepada negara-negara Selatan-Selatan," jelas Qu.

Komentar

Berita Lainnya