Jumat, 28 Maret 2025 17:48:48 WIB
Transaksi Mata Uang Tiongkok Kuno Gantikan Uang Lokal Masa Kerajaan Majapahit
Indonesia
Sindonews / AP Wira

Mata uang Tiongkok kuno sering dijumpai dan menjadi sarana transaksi jual beli pedagang pribumi pada masa Kerajaan Majapahit. Foto: Ist
JAKARTA, Radio Bharata Online - pada masa Kerajaan Majapahit, mata uang Tiongkok kuno sering dijumpai dan menjadi sarana transaksi jual beli pedagang pribumi. Mata uang Tiongkok kuno telah menjadi bagian penting dari peradaban perdagangan. Banyaknya mata uang Tiongkok kuno bahkan sampai menggantikan mata uang lokal yang digunakan. Memang masyarakat Jawa sudah sejak awal Majapahit mengimpor mata uang kepeng Tiongkok dari beberapa dinasti yang dijadikan alat pembayaran resmi.
Uang kepeng tersebut berasal dari dinasti Tang antara tahun 618-907, kemudian Dinasti Song antara tahun 960-1279, Dinasti Ming antara tahun 1368-1644, dan Dinasti Qing pada tahun 1644-1911 sebagaimana dikutip dari buku "700 Tahun Majapahit Suatu Bunga Rampai". Dari jenis-jenis tersebut yang paling banyak ditemukan di Trowulan yakni dinasti Song.
Hal ini disebabkan Tiongkok banyak mengimpor merica dari Majapahit, sehingga banyak mata uang kepeng yang mengalir ke Majapahit. Hal ini menyebabkan persediaan kepeng di China menipis.
Di dalam kitab Tao i chih-lueh yang ditulis Wang Ta-yuan pada tahun 1349 M disebutkan ketika itu di Jawa terdapat tiga jenis mata uang, lukis yaitu uang logam Tiongkok kuno, uang perak, dan uang yang dibuat dari campuran perak, timah, dan tembaga.
Jenis mata uang yang dibuat dari campuran perak, timah, dan tembaga yang dimaksud mungkin uang perunggu yang bersama-sama dengan uang perak merupakan uang lokal. Kitab Ying-yat Shenglan yang ditulis Ma Huan pada tahun 1433/1436 M menyebutkan adanya uang logam yang berasal dari berbagai dinasti di Tiongkok dan penduduk menggunakan mata uang tersebut di dalam transaksi perdagangan.
Sedangkan orientalis sekaligus pengembara bernama Tome Pires dalam kitab Suma Oriental yang ditulis di Malaka dan India pada tahun 1512-1515 M menyebutkan bahwa pelabuhan di Jawa banyak dikunjungi oleh pedagang asing yang berasal dari India, Persia, Arab, dan Tiongkok.
Sementara mata uang berlaku di pasaran adalah mata uang Tiongkok kunp yang oleh Tome Pires disebut caixas, yang mungkin sama pengertiannya dengan sebutan pists. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya temuan uang logam dari Tiongkok di Jawa Timur. Bahkan, nyaris di setiap wilayah Jawa Timur konon terdapat peninggalan mata uang logam asal Tiongkok.
[Sindo]
Komentar
Berita Lainnya
Inflasi September 2022 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014 Indonesia
Selasa, 4 Oktober 2022 14:34:54 WIB

HUT ke-77 TNI, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Bagi Tiga Prajurit TNI Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:4:36 WIB

Naik-Turun Bus TransJakarta Wajib Tempel Kartu, Saldo Minimum Rp5.000 Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:12:43 WIB

BMKG Minta Warga Waspada Gelombang 2,5 Meter di Empat Wilayah Laut NTT Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:33:18 WIB

Presiden Ingatkan TNI untuk Selalu Siap Hadapi Tantangan Geopolitik Global Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 14:31:19 WIB

Mesir Gelar Kegiatan Interaktif Belajar Bahasa Mandarin Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Pertemuan P20 di Buka Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Seluruh Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan DItanggung Pemkab Malang Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Direktur PT Liga Indonesia Baru Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 11 Tembakan Gas Air Mata Dilepaskan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Jokowi Minta Dewan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Kelola Dana dengan Hati-Hati Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB

Sekjen PBB Prihatin Atas Insiden Penembakan di Thailand Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 15:55:21 WIB

Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Pekalongan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 16:3:8 WIB

Mahfud Md Tidak Mempermasalahkan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Sabtu, 8 Oktober 2022 8:53:51 WIB
