Jumat, 8 November 2024 12:28:9 WIB

Pernyataan Kemenlu Tiongkok tentang KTT Subkawasan Mekong Raya Kedelapan
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Para pihak yang berpartisipasi dalam KTT Subkawasan Mekong Raya atau Greater Mekong Subregion (GMS) kedelapan sepakat untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang, menciptakan kekuatan pendorong baru bagi pertumbuhan, dan melakukan upaya aktif untuk perdamaian, pembangunan, dan kemakmuran regional, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, dalam konferensi pers rutin di Beijing pada hari Kamis (7/11).

Mao mengatakan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, memimpin KTT Subkawasan Mekong Raya (GMS) kedelapan di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok pada hari Kamis (7/11)  pagi, dan para kepala pemerintahan dari lima negara Mekong yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam, serta Presiden Bank Pembangunan Asia menghadiri KTT tersebut.

"Perdana Menteri Li Qiang mencatat bahwa selama tiga dekade terakhir dan lebih sejak pembentukan mekanisme GMS, mekanisme ini semakin menjadi platform penting bagi Tiongkok dan negara-negara Mekong untuk mengeksplorasi kerja sama dan mempromosikan pembangunan. Berkat upaya bersama, kerja sama ekonomi regional membuat kemajuan baru dengan meningkatnya perdagangan dan investasi, konektivitas yang lebih besar, perluasan kerja sama yang saling menguntungkan, dan pendalaman kedekatan antara masyarakat. Hasil kerja sama yang membuahkan hasil berbicara banyak tentang vitalitas dan ketahanan yang kuat dari mekanisme GMS," jelas juru bicara tersebut.

"Perdana Menteri Li Qiang menekankan bahwa Tiongkok dan negara-negara Mekong adalah negara-negara berkembang yang memiliki kedekatan geografis, kedekatan antarmasyarakat, dan hubungan budaya yang erat. Kita adalah komunitas dengan masa depan bersama seperti keluarga. Menghadapi lanskap internasional dan regional yang kompleks, kita perlu bekerja dalam solidaritas, memanfaatkan kekuatan ekonomi kita yang saling melengkapi, dan lebih jauh memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang," ujar Mao.

"Pertama, kita perlu menegakkan kerja sama terbuka dan meningkatkan fasilitasi perdagangan dan investasi. Tiongkok siap bekerja sama dengan negara-negara Mekong untuk mempromosikan keterbukaan dua arah pada tingkat yang lebih tinggi dan dengan skala yang lebih besar, serta membangun pasar mega yang lebih efisien dan dinamis. Kedua, kita perlu menyoroti inovasi dan memelihara kekuatan pendorong baru untuk pembangunan regional. Tiongkok siap bekerja sama dengan negara-negara Mekong untuk memperdalam kerja sama dalam industri baterai energi baru, otomotif, dan industri fotovoltaik, serta memperluas kerja sama di bidang-bidang yang sedang berkembang, seperti energi bersih, manufaktur cerdas, data besar, dan kota-kota cerdas," papar juru bicara tersebut.

"Ketiga, kita perlu memperdalam pembangunan terpadu dan mempercepat integrasi ekonomi regional. Tiongkok siap bekerja sama dengan negara-negara Mekong untuk memperdalam 'konektivitas keras' infrastruktur, dan meningkatkan 'konektivitas lunak' pada kebijakan, hukum, pengawasan, aturan, dan standar. Keempat, kita perlu memiliki komunikasi dan kolaborasi yang erat untuk koordinasi mekanisme kerja sama regional yang lebih baik. Tiongkok siap bekerja sama dengan semua pihak untuk mempraktikkan multilateralisme sejati, memajukan pembangunan terkoordinasi GMS, Kerja Sama Mekong-Lancang, dan mekanisme lain untuk suasana kerja sama yang inklusif dan saling memperkuat," lanjutnya.

"Para pihak yang berpartisipasi sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang-bidang seperti perdagangan, pertanian, konektivitas, ekonomi digital, pembangunan hijau, perawatan kesehatan, pariwisata, pertukaran budaya dan antarmasyarakat, menempa kekuatan pendorong pertumbuhan baru, dan melakukan upaya aktif untuk perdamaian, pembangunan, dan kemakmuran regional. KTT tersebut mengadopsi Deklarasi KTT Bersama, Strategi Inovasi GMS untuk Pembangunan 2030, dan dokumen-dokumen lainnya," kata Mao.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner