Selasa, 12 Desember 2023 10:15:57 WIB
Gunung Marapi berketinggian 2
Indonesia
Endro

Gunung Merapi Jawa Tengah (kiri), Gungung Marapi SUMBAR (kananK (id.wikipedia.org)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Gunung Merapi dan Marapi, dua gunung yang memiliki nama serupa namun lokasi, aktivitas, dan karakteristiknya sangat berbeda. Tak hanya sekadar mirip namanya, kedua gunung berapi tersebut mengalami letusan yang berdekatan dalam waktu seminggu terakhir ini.
Gunung Marapi berketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) yang terletak di Sumatera Barat mengalami erupsi pada Mingu 3 Desember. Sejak Agustus 2011, Gunung Marapi berada pada level II atau Waspada, dan menunjukkan aktivitas vulkanik yang perlu diawasi secara rutin.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPNB) melalui laman resminya menyebutkan, letusan Marapi pada Minggu lalu ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik, hingga ketinggian 3.000 meter dari puncak kawah dengan disertai suara gemuruh.
Erupsi Marapi pada 3 Desember telah menewaskan 23 pendaki, karena letusan terjadi dengan "tiba-tiba".
Sejarah letusan gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat ini memang sudah terjadi pada era 1800-an. Sejak era 1800 hingga Desember 2023, setidaknya telah mengalami lebih dari 50 kali aktivitas vulkanik.
Sementara itu, pada Jumat 8 Desember, gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah juga mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, kondisi ini berpotensi menimbulkan guguran lava dan awan panas, di sektor selatan dan barat daya, serta tenggara.
Gunung Merapi selama ini memang dikenal sebagai gunung yang sangat aktif. Laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali. Jika dihitung, gunung ini rata-rata erupsi setiap 4 tahun sekali.
Letusan dasyat Merapi pada tahun 1930 sebelum kemerdekaan, menewaskan 1.369 orang. Letusan ini juga menghancurkan berhektar-hektar lahan pertanian dan rumah penduduk. Kemudian, Merapi kembali meletus pada tahun 1954 dan menyebabkan korban tewas hingga 60 jiwa.
Tahun 2006 dan 2010, erupsi Merapi menjadi sejarah kelam. Letusan gunung setinggi 2.930 mdpl ini menjadi yang terbesar dalam 100 tahun terakhir. Letusan tahun 2010 menyebabkan 337 orang meninggal dunia, termasuk di dalamnya juru kunci Merapi, Raden Ngabehi Surakso Hargo, atau dikenal sebagai Mbah Maridjan. Terakhir, sejak tahun 2021, gunung Merapi berada pada status Siaga.
Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta menyatakan, hingga menjelang akhir tahun 2023 ini, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi yang ditandai aktivitas erupsi efusif. (Liputan6)
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
